Keunggulan Wilayah

Keunggulan Wilayah Sumatera, Bali dan Nusa Tenggara


Sentra Produksi & Pengolahan Hasil Bumi & Lumbung Energi

Koridor Sumatera mengusung tema pembangunan "Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional" terdiri dari 11 Pusat Kegiatan Ekonomi Utama (PKEU) yaitu di Pangkal Pinang, Padang, Bandar Lampung, Bengkulu, Serang, Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, dan Tanjungpinang. Fokus kegiatan ekonomi utama pada lima komoditas, yaitu Kelapa Sawit, Karet, Batu Bara, Industri Perkapalan dan Besi Baja, serta Kawasan Strategis Nasional (KSN) Selat SundaUntuk mendukung pengembangan setiap kegiatan ekonomi utama tersebut diperlukan upaya peningkatan konektivitas, seperti pembangunan jalan raya dan jalur rel kereta api lintas timur, dari Banten Utara sampai Aceh di ujung barat-laut.

Sebagai infrastruktur penghubung antara Koridor Ekonomi Sumatera dan Jawa, pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) diharapkan bermanfaat sebagai sarana yang efisien untuk pengangkutan barang dan jasa antar pulau Sumatera dan pulau Jawa, yang relatif bebas hambatan cuaca dan gelombang. Penyeberangan kapal feri pada Selat Sunda yang semula 2-3 jam, belum ditambah dengan waktu tunggu menyeberang, dapat dipersingkat menjadi sekitar 30 menit dengan jalan bebas hambatan sepanjang 28 km. Penyeberang juga diberi pilihan, dapat menggunakan kereta api, karena Jembatan Selat Sunda akan dilengkapi dengan jalur rel kereta api. Saat ini, akibat keterbatasan kapal ferry penyeberangan dan hambatan cuaca sudah menimbulkan kerugian besar bagi pengusaha. Selain itu, Jembatan Selat Sunda diharapkan juga dapat menjadi prasarana untuk pemasangan pipa bahan cair dan gas, jaringan kabel dan serat optik, serta Pusat Pembangkit Tenaga Listrik Pasang-Surut Gelombang Laut.

Dalam pengembangan Koridor Ekonomi Sumatera, pembangunan struktur ruang di provinsi diarahkan untuk memahami pola pergerakan dari kebun (karet dan sawit), dan tambang batubara sebagai kegiatan ekonomi utama menuju tempat pengolahan dan atau kawasan industri yang selanjutnya menuju pelabuhan. Maka di setiap provinsi, penentuan prioritas dan kualitas pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur jalan dan jembatan, kereta api, pelabuhan dan bandar udara diarahkan untuk melayani angkutan barang untuk menunjang kegiatan ekonomi utama.

Selain itu, mengingat Pulau Sumatera bagi Indonesia adalah gerbang di sisi barat, maka pelabuhan utama bagi pelayaran internasional perlu ditetapkan di pantai timur Pulau Sumatera. Terkait dengan hal ini, pelabuhan Kuala Tanjung dinilai dapat memenuhi syarat sebagai Alternatif Pelabuhan Hub Internasional di sisi Barat Indonesia. Pelabuhan utama tersebut di sisi Barat menjadi penting untuk membuka dan memperbesar peluang pembangunan di luar Jawa dan pada saat yang sama dapat mengurangi beban Pulau Jawa.

Sumber: MP3EI


Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional

Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara mempunyai tema menjadi Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional.  Tema ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Untuk itu, diperlukan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi yang akan difokuskan pada 3 (tiga) kegiatan ekonomi utama, yaitu: pariwisata, perikanan dan peternakan. Pada koridor ekonomi Bali – Nusa Tenggara, terdapat pusat ekonomi yaitu Denpasar, Lombok, Kupang, dan Mataram.

Dalam jangka panjang, kegiatan kepariwisataan merupakan pendorong pembangunan ekonomi di Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara melalui diversifikasi produk wisata, perluasan kawasan pariwisata dan pengembangan daya saing destinasi pariwisata secara berkelanjutan, maupun pengembangan pangsa pasar dengan daya beli tinggi. Pengembangan destinasi pariwisata dalam koridor ini sejalan dengan pembangunan infrastruktur sepanjang Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara. Pembangunan kepariwisataan di Koridor Ekonomi Bali  –  Nusa Tenggara difokuskan pada 9 Destinasi Pariwisata Nasional. Sistem industri jasa memiliki peranan strategis untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja, mendorong pemerataan kesempatan kerja dan pemerataan pembangunan nasional. Selain itu, juga memberikan kontribusi dalam perolehan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan kemiskinan.

Pengembangan kegiatan peternakan secara konsisten akan diupayakan melalui pengembangan teknologi mutakhir untuk meningkatkan kualitas bibit sapi, pengintegrasian kegiatan peternakan dan tanaman pangan untuk menjamin sumber pakan ternak, pengembangan industri pengolahan daging dan non-daging (industri kulit, industri tulang, industri biogas, dan industri pupuk organik), dan peningkatan kapasitas infrastruktur jalan dan pelabuhan laut untuk mendistribusikan hasil produksi peternakan.

Pengembangan produktivitas perikanan laut memperhatikan daya dukung dan keberlanjutan populasi ikan melalui penjalinan kerjasama untuk pengembangan bibit unggul dan teknologi perikanan tangkap dan budidaya serta teknologi pengolahan produk perikanan. Selain itu pengembangan infrastruktur dan fasilitas penunjang sangat penting dalam pengembangan kegiatan tersebut.

Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara dikembangkan dengan menitikberatkan pada konektivitas darat, laut dan udara yang menghubungkan baik antar pulau maupun antar provinsi dengan mempertimbangkan kondisi geografis koridor ini yang berupa gugus pulau. Prioritas peningkatan pelabuhan laut dan pelabuhan udara diberikan pada pelabuhan yang telah ada dan berdekatan dengan fokus kegiatan ekonomi utama agar lebih efektif, efisien dan meminimalkan biaya transportasi. Selain itu, rencana tata ruang baik tingkat provinsi maupun kabupaten harus mampu mengakomodasi dan menjamin ketersediaan lahan untuk kegiatan pariwisata, perikanan, dan peternakan terutama untuk lahan penggembalaan, efektif, efisien dan meminimalkan biaya transportasi. Eksplorasi pertambangan tidak diprioritaskan pada koridor ini, karena akan memberikan dampak negatif pada kegiatan pariwisata, perikanan, dan peternakan.

Sumber: MP3EI