Bumi Rafflesia
Bengkulu menyimpan kekayaan alam yang layak dijadikan destinasi pariwisata unggulan. Bengkulu memiliki obyek wisata yang beragam, baik wisata alam, budaya maupun sejarah. Wisata alamnya antara lain Bukit Kaba di Curup, Bukit Belerang Semaleko di Lebong Selatan, Bunga Raflesia Arnoldi di Taba Pananjung. Rekreasi pantainya antara lain pantai Panjang Nala di Gading Cempaka, pantai pasir putih Pulau Baai di Selebar, Danau di Selebar, Danau Tes di Lebong Selatan, Cagar Alam Pagar Gunung di Kepahyang, Cagar Alam Lubuk Tapi di Pino, dan sebagainya. Wisata budayanya antara lain kesenian Tabot, tarian rakyat Enggano, dan kerajinan kain Besurek. Wisata sejarahnya meliputi rumah peninggalan Bung Karno, Benteng Malborough, dan monumen Thomas Par di Teluk Segara.
Bengkulu memiliki bunga Rafflesia Arnoldi yang sangat terkenal, bunga kibut, anggrek air, harimau Sumatera, gajah Sumatera, dan beruang madu. Benteng Marlborough yang merupakan peninggalan sejarah pada masa penjajahan Inggris.Benteng ini dibangun tahun 1714 sampai 1719, pada kepemimpinan Gubernur Joseph Collet. Konon Presiden Soekarno pernah ditahan di salah satu kamar benteng ini oleh penjajah Belanda.Di benteng ini terdapat lorong bawah tanah yang tersambung ke Pantai Panjang dan Gedung Daerah.
Pantai Panjang yang membentang sepanjang tujuh kilometer dengan lebar 500 meter dari jalan raya ini dihiasi dengan jejeran pohon cemara.Berbagai aktivitas wisata atau rekreasi pantai dapat dilakukan di pantai yang memiliki pasir putih ini. Masyarakat Bengkulu biasa menghabiskan waktu di pantai untuk menikmati matahari terbenam atau melakukan sekdar berolahraga pantai. Ombak di Pantai Panjang ini meski tidak begitu besar namun relatif rawan untuk dijadikan lokasi berenang.
Selain itu, Bengkulu juga memiliki pulau yang indah, antara lain Pulau Tikus dan Pulau Enggano serta pulau kecil lainnya. Bengkulu terkenal kaya dengan wisata pantai, total garis pantai Bengkulu mencapai 525 km. Pulau Tikus yang terletak di sebelah barat Kota Bengkulu dapat ditempuh satu jam dengan menggunakan speedboat dari Kota Bengkulu. Pulau Tikus yang luasnya satu setengah hektar, dikelilingi karang dan kaya dengan hutan yang cocok untuk berwisata.Karena berpasir putih, Pulau Tikus pada malam hari menjadi habitat penyu sisik dan penyu hijau yang naik ke darat untuk bertelur. Di kawasan laut Pulau Tikus ini terdapat lokasi yang aman untuk menyelam ke dasar laut.
Tapak Padri juga salah satu bagian dari kawasan objek wisata Benteng Marlborough yang terletak di Pusat Kota Bengkulu.Rencananya Pemerintah Kota Bengkulu akan mencanangkan kawasan bertaraf internasional di lokasi ini.Diperkirakan dalam 2 hingga 3 tahun mendatang Tapak Padri sudah menjadi kawasan yang layak dikunjungi turis mancanegara.[1] Promosi pariwisata Bengkulu disesuaikan dengan keadaan alam dan masyarakat Bengkulu. Dengan demikian, masyarakat juga mendapat manfaat dari pembangunan pariwisata Bengkulu. Promosi pariwisata Bumi Rafflesia merupakan satu langkah baik yang ditempuh pemerintah untuk memajukan ekonomi berbasis kerakyatan.
Sumberdaya Perikanan
Potensi perikanan di daerah Bengkulu meliputi usaha perikanan darat, tambak, dan perikanan laut yang sampai sekarang belum dimanfaatkan secara optimal dan masih berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut, terutama dalam hal pemanfaatan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE).Provinsi Bengkulu memiliki potensi yang cukup besar pada sub sektor perikanan, terutama perikanan laut. Letak wilayah yang sebagian besar menghadap ke Samudera Hindia dengan panjang pantai mencapai 525 km, menyebabkan Provinsi Bengkulu memiliki luas Laut Teritorial sebesar 53.000 km2 dan luas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE jarak 12 - 200 mil laut dari pantai) mencapai 685.000 km2.
Di bidang kelautan dan perikanan, menurut data Departemen Kelautan dan Perikanan, Provinsi Bengkulu memiliki potensi sebesar 145.334 ton dengan hasil 39.203,3 ton, sedangkan untuk potensi perikanan darat, telah dimanfaatkan meski juga belum optimal. Data yang ada menunjukan hasil tangkapan tahun 2006 menghasilkan 145.334 ton ikan. Dengan sumber daya yang ada, maka potensi ikan demersal di wilayah Provinsi Bengkulu mencapai 27.000 ton per tahun, pelagis sebanyak 86.000 ton per tahun, tuna sebanyak 8600 ton per tahun, cakalang mencapai 13.000 ton, ikan karang sebanyak 1.250 ton, tenggiri 4.000 ton, tongkol 3.800 ton, lobster 320 ton, udang karang 2200 ton dan cumi-cumi sebanyak 169 ton per tahun.
Penangkapan ikan di Bengkulu saat ini dilakukan oleh nelayan dengan menggunakan kapal dan alat tangkap sederhana, dan jumlahnnya pun relatif sedikit. Kerena itu, Bengkulu masih terbuka lebar bagi pengusaha yang ingin berinvestasi di bidang penangkapan ikan. Dengan keterbatasan kapal dan alat tangkap itu, para nelayan tidak dapat melakukan eksploitasi potensi ikan secara maksimal terutama pada kawasan ZEE, berjarak 200 mil dari pantai. Potensi perikanan ZEE laut Bengkulu hingga kini berlum tergarap, padahal dalam kawasan itulah potensi terbesar berada. Nelayan hanya dapat melakukan penangkapan paling jauh hingga 4 mil karena itu hasil yang diperoleh pun masih minim. Potensi ikan terbesar berada di kawasan ZEE yang berjarak 200 mil dari pantai.[1]
[1]http://www.bengkuluprov.go.id/ver1/index.php/potensi-daerah/perikanan (diakses tanggal 15 April 2013)
Kekayaan Tambang
Potensi tambang di provinsi Bengkulu meliputi batu bara, pasir besi, serta emas dan mineral pengikutnya. kegiatan eksploitasi dan eksplorasi tambang batu bara sendiri sudah di beberapa wilayah. batu bara yang di produksi pada umunnya ditujukan untuk pasar ekspor dengan produksi yang masih relatif kecil atau rata-rata kurang dari 80.000 ton setiap bulannya. Kegiatan eksploitasi tambang batu bara berada di Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, serta Seluma, sedangkan kegiatan eksplorasi batubara berada di beberapa wilayah seperti, Kecamatan Ketahun, batik nau,serta lais di Kabupaten Bengkulu Utara Kecamatan Air Napal, Karang Tinggi, serta Taba Penanjung di Kabupaten Bengkulu Tengah Kecamatan Sukaraja, Seluma, serta Talo di Kabupaten Seluma Kecamatan Kedurang di Bengkulu Selatan dan Kecamatan Kaur Utara di Kabupaten Kaur.
Kegiatan eksplotasi pasir besi di Provinsi Bengkulu terdapat di kawasan Pantai Barat yang tersebar di beberapa wilayah di masing-masing kabupaten, sedangkan untuk potensi tambang emas dan mineral pengikutnya (dmp), telah di keluarkan beberapa SIPP (Surat Ijin Penyelidikan Pendahuluan) di Kabupaten Muko-Muko, Bengkulu Utara, Lebong, Rejang Lebong, Seluma, Bengkulu Selatan Dan Kaur.
Potensi tambang galian di Provinsi Bengkulu curup beragam, dari batubara, emas, pasir besi, Batu gamping, batu apung, bentroit lempung, zeolit/tras serta bahan galian C seperti pasir dan batu. Secara geologis cadangan tambang bernilai ekonomi sebenarnnya sangat menjanjikan. Potensi batu bara secara umum terdapat di kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan,dan Sebagian kecil di Kabupaten Rejang Lebong yaitu daerah Kota Padang, Kecamatan Padang Ulak Tanding.
Menurut dinas energi dan sumber daya mineral Provinsi Bengkulu secara umum cadangan batu bara dapat di golongkan menjadi 3 kriteria dengan rincian sebagai berikut :
- cadangan terukur 122.913.304 ton
- cadangan terunjuk 169.295.783 ton
- cadangan tereka 101.087.376 ton
- layak tambang 122.319.304 ton
Hingga saat ini pengusahaan batubara di Provinsi Bengkulu yang telah di lakukan oleh Perusahaan adalah tahap eksplorasi sebanyak 3 KP dan tahap eksploitasi sebanyak 12 KP.[1]
[1]http://www.bengkuluprov.go.id/ver1/index.php/potensi-daerah/pertambangan(diakses tanggal 15April 2013)