Provinsi Aceh Provinsi Logo



Amazing Land of Rencong

 Provinsi Aceh memiliki Luas wilayah 57.365,57 km2 (2,88% luas Indonesia), dan dikelilingi oleh lautan. Provinsi Aceh berbatasan sebelah Utara dengan Laut Andaman, sebelah Timur dengan Selat Melaka, sebelah Selatan dengan Provinsi Sumatra Utara, sebelah Barat dengan Samudera Hindia, posisi Provinsi Aceh ini berbatasan langsung dengan lautan yang mengakibatkan banyaknya potensi pariwisata yag menjadi daya terik tersendiri di Provinsi yang disebut tanah rencong ini. 



Sumber : http://disbudpar.acehprov.go.id/ (diakses 16 April 2013)

 Gambar Wisata Menakjubkan di Aceh

 Provinsi aceh memiliki beberapa pariwisata alam yang sangat digemari oleh wisatawan salah satunya yaitu Wisata di Pulau Weh (Weh Island). Pulau Weh terletak di jalan pintu masuk Selat Malaka. Pesona Pulau Weh ini menawarkan bermacam-macam wisata pantai antara lain wisata pantai Weh, Pantai Sumur Tiga dan Pantai Iboih. Pada pulau ini akan menemukan banyak makhluk laut yang menyenangkan, terutama pari manta, hiu paus, lumba-lumba dan penyu. Pulau Weh merupakan Pulau paling barat di Indonesia, sehingga pada pulau ini juga terdapat Tugu Nol Kilometer RI atau biasa disebut Monumen Kilometer Nol yang merupakan sebuah penanda geografis yang unik di Indonesia. Hal ini berkaitan perannya sebagai simbol perekat Nusantara dari Sabang di Aceh sampai Merauke di Papua. Tugu ini bukan saja menjadi penanda ujung terjauh bagian barat di Indonesia tetapi juga menjadi objek wisata sejarah bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Lokasi tugu ini terletak di areal Hutan Wisata Sabang tepatnya di Desa Iboih Ujong Ba’u, Kecamatan Sukakarya, sekitar 5 km dari Pantai Iboih. Letaknya di sebelah barat kota Sabang sekitar 29 kilometer atau memakan waktu sekitar 40 menit berkendara.[1]


 
Sumber : http://pesonaaindonesia.blogspot.com/2010/12/keindahan-daerah-sabang.html (diakses 16 April 2013)

 Gambar Weh Island

 

Pantai Iboih, juga dikenal sebagai Teupin Layeu, terletak di seberang tepi barat legendaris Pulau Weh, di bagian utara Aceh, provinsi paling utara Sumatera. Kota Iboih, terletak di Pulau Weh adalah titik paling barat dari Indonesia. Pantai Iboih (Iboih Beach) akan menyuguhkan 'keindahan alam' paling eksotik. Kawasan pantai ini berukuran kecil, tetapi merupakan surga tersembunyi yang tersentuh oleh banyak kunjungan wisatawan, serta memberikan suasana lebih santai.[2] Pantai Sumur Tiga merupakan salah satu dari banyak pantai di Indonesia yang harus dikunjungi. Pantai ini terletak di pantai timur Pulau Weh, sekitar 15 menit dari Sabang. Asal muasal nama pantai Sumur tiga ini yaitu pantai ini berasal dari tiga sumur. Keunikan pantai ini yaitu pantai terbentang memanjang tak terhenti dengan deburan ombak pantai yang tenang, suasana yang nyaman teduh dan santai, cocok untuk wisatawan yang ingin mengekspresikan diri jauh dari hiruk pikuk kota.[3]

 Provinsi Aceh disebut surga para pelancong disamping karena memiliki keindahan lautnya/pantainya, juga memiliki wisata alam Taman Nasional Gunung Leuser, meliputi lebih dari 100 kilometer dari Pegunungan Bukit Barisan, dikenal karena curam, medan pegunungan hampir tidak dapat diakses. Rentang ketinggian dari daerah pantai di Kluet (Aceh Selatan), untuk 3.381 meter di atas Gunung Leuser (Aceh Tenggara). Sungai Alas memotong taman menjadi bagian timur dan barat, di mana keindahan tropis dan adrenalin akan sangat diuji disini. Sekitar 130 spesies diidentifikasi di taman ini.  Sejenis harimau Sumatera, gajah, badak, siamang monyet, kera, macan tutul, reptil, ikan, dan sekitar 325 spesies burung adalah salah satu satwa endemik memenuhi taman tersebut. Tentunya perjalanan menyelusuri taman gunung leuser adalah lebih dari sekedar petualangan besar ke kebun binatang.

 


Sumber : http://kutabeachbeauty.blogspot.com/2010/12/mount-leuser-national-park.html (diakses 16 April 2013)

 Gambar Mount Leuser National Park

 

 


Natural Wealth in Aceh

Kekayaan Alam yang terkandng di Provinsi Aceh sangat berlimpah antara lain hasil perkebunan, pertambangan dan perikanan. Sektor unggulan yang ada di Provinsi Aceh ini didukung oleh letak yang strategis dengan negara luar, juga memiliki kondisi sumber daya alam yang sangat melimpah. 

 Komoditi unggulan Provinsi Aceh yaitu sektor pertanian dan jasa. Sektor pertanian komoditi unggulannya adalah sub sektor tanaman perkebunan dengan komoditi Kelapa Sawit, kakao dan Kopi. Kelapa sawit yang terbesar berada di Aceh Utara, jumlah produksi hasil perkebunan Aceh yang, yang terdiri dari perkebunan besar dan perkebunan rakyat, dengan berbagai jenis tanaman, hingga akhir tahun 2011 mencapai 955.013 ton. Untuk sektor perkebunan karet, angka produksi per tahun mencapai 87.407 ton. Sedangkan produksi kelapa sawit mencapai 603.813 ton per tahun. Perkebunan  Kopi berada di Aceh Tengah produksi mencapai 7.305 ton sedangkan arabica mencapai 44.975 ton per tahun.


Sumber : Profil Investasi Provinsi Aceh

Gambar Komoditi Unggulan Pertanian

 Sebagai daerah kepulauan yang beriklim tropis, Provinsi Aceh berpotensi dari sektor pertambangan. Apabila sektor pertambangan mampu diolah dan dikembangkan secara optimal dan professional oleh pemerintah dan dunia usaha, maka hasil yang akan dinikmati oleh masyarakat dan investor akan sangat memadai. Hasil eksplorasi umum oleh beberapa perusahaan yang telah mendapat izin survey dan kuasa pertambangan (KP) membuktikan bahwa secara geologi Provinsi Aceh tidak saja memiliki potensi bahan energi minyak dan gas seperti yang telah dikenal selama ini, tetapi juga bahan galian golongan logam dan non logam yang banyak tersebar diseluruh daerah tingkat II yang terdapat di provinsi ini. Beberapa bahan galian logam, non logam dan energi itu termasuk bahan galian vital dan strategis seperti emas, tembaga, mangan, besi, timbale, pasir besi, belerang. Ada juga bahan gal ian strategis seperti batu bara, timah dan nekel. Meskipun di kawasan aceh banyak terdapat barang tambang, seperti yang telah disebutkan namun diluar minyak dan gas, belum diusahakn secara komersial. Walaupun demikian , sektor pertambangan merupakan sektor terpenting di Provinsi Aceh mengingat peranan sector tersebut dalam pembentukan PDRB yang mencapai 30,95 persen pada tahun 2006.[1]

 Potensi hasil tambang di Aceh, antara lain meliputi gas alam, minyak bumi, batu bara, emas, dan tembaga. Gas alam dan minyak bumi yang ada di Arun dan daerah lainnya di Aceh telah memberikan sum-bangan yang cukup besar terhadap devisa negara. Daerah Aceh memiliki bahan tambang, seperti tem-baga, timah hitam, minyak bumi, batubara, dan gas alam. Selain itu, terdapat tambang emas di daerah Aceh Besar, Pidie, Aceh Tengah, dan Aceh Barat. Tambang biji besi terdapat di Aceh Besar, Aceh Barat, dan Aceh Selatan. Tambang mangan terdapat di Kabupaten Aceh Tenggara dan Aceh Barat. Sementara tambang biji timah, batu bara, dan minyak bumi terdapat di Aceh Barat dan Aceh Timur, yakni di Rantau Kuala dan Sim-pang Peureulak, serta gas alam di daerah Lhok Sukon dan Kabupaten Aceh Utara.

  Sumber : http://www.produkunggulan-aceh.com/sektor-produk/migas (diakses 25 April 2013)

 Gambar Pertambangan minyak dan Gas Bumi

 

Wilayah pesisir di provinsi Aceh mempunyai panjang garis pantai 1.660 km, dengan luas wilayah perairan laut seluas 295.370 km terdiri dari laut wilayah (perairan teritorial dan perairan kepulauan) 56.563 km dan zona ekonomi eksklusif (ZEE) 238.807 km. akibat tsunami pada 26 desember 2004, dari 1660 km panjang garis pantai, 800 km rusak terkena gelombang tsunami.

 Sektor perikanan dari seri serapan tenaga kerja menyerap 257.300 jiwa yang terdiri dari 4 (empat) sektor yaitu : sektor penangkapan, sektor budidaya, sektor pengolahan dan sektor pemasaran hasil perikanan. Sector penangkapan terdiri dari nelayan tetap dan nelayan tidak tetap sebanyak 164.080 jiwa, sektor budidaya sebanyak 56.300 jiwa, sektor pengolahan sebanyak 20.670 jiwa dan sektor pemasaran hasil perikanan melalui penjual ikan (mugee eungkoet) mencapai 16.250 jiwa. [2]


 

Sumber : Profil Investasi Provinsi Aceh

 Gambar Perikanan Provinsi Aceh

 

Ikan Kerapu Macan menjadi salah satu andalan perikanan air payau di Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh karena jenis tersebut memiliki prospek pasar yang cerah di luar daerah. prospek pasar sendiri, ikan kerapu hasil budi daya petani banyak dipasarkan ke luar daerah, seperti ke Sumatera Utara dan daerah lain bahkan hingga ke luar negeri.

 



[2]http://informasi-aceh.blogspot.com/ diakses tanggal 25 April 2013

 


Serambi Mekkah

 Salah satu keunggulan Provinsi Aceh ini yaitu kondisi Sosial Budaya dan Agama, sebagian besar yang berada di Provinsi Aceh memeluk Agama Islam dan sangat lekat dengan adat dan peraturan Islam. Aceh adalah tempat pertama masuknya agama Islam di Indonesia dan sebagai tempat timbulnya kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu Peurelak dan Pasai. Puncak kejayaan Aceh dicapai pada permulaan abad ke-17, masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Pada masa Sultan Iskandar Muda agama dan Kebudayaan Islam begitu besar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh, sehingga daerah ini mendapat julukan "seuramo mekkah" (serambi mekkah). Provinsi Aceh ini memiliki dua masjid yang sangat populer di Provinsi Aceh, sehingga menambah keunggulan Provinsi Aceh sebagai serambi Mekkah.

           Masjid Agung Baiturrahman merupakan masjid yang telah berumur 130 tahun. Masjid Agung Baiturrahman terletak di kota Banda Aceh, bukan sekedar sebuah karya arsitektur Islam di negara Indonesia tetapi memiliki makna spiritual yang kental dengan Agama Islam. Masjid ini ditandai dengan 35 meter menara, kubah besar dan 7 menara, Baiturrahman mungkin adalah prototipe untuk banyak masjid di semenanjung Indonesia dan Malaysia, menggantikan masjid beratap gaya berlapis.[1] Masjid yang kedua yaitu adalah Masjid Ulee Lheu ini merupakan satu-satunya bangunan yang tersisa didesa Ulee Lheue dan masih kokoh berdiri dibeban kemarahan tsunami.



Sumber : http://www.bandaacehtourism.com

Gambar Masjid Agung Baiturrahman


Centre of Malayan Culinary

            Keunggulan lain yang dapat dinikmai di Provinsi Aceh ini yaitu kuliner khas  dari olahan rempah-rempah yang dibuat bermacam-macam jenis makanan. Provinsi Aceh memiliki makanan khas yang sudah dikenal dimancanegara antara lain nasi Guri dan mie Aceh. Nasi guri atau bahasa Aceh "Bu guri" mirip nasi uduk dijakarta ataupun mirip nasi lemak di Malaysia dan Singapura, tetapi Nasi Guri ini jauh lebih gurih dan aromatik. Dirumah makan ataupun warung nasi diseputaran kota Banda Aceh, antara lain warung-warung didekat Masjid Baiturrahman.Makanan lain yang bisa dicicipi selain Nasi Guri yaitu Mie Aceh. Mie Aceh ini khas karena terbuat dari campuran rempah-rempah asli Aceh yang dipadupadankan sehingga menciptakan rasa yang sangat enak.


Sumber : http://safrida89.blogspot.com/wisatakulinerAceh (diakses 16 April 2013)

Gambar Aneka Ragam Kuliner Khas Aceh