Mayoritas penduduk Sumatera Barat merupakan suku Minangkabau. Suku ini awalnya berasal dari dua klan utama: Koto Piliang didirikan Datuak Katumanggungan dan Bodi Chaniago yang didirikan Datuak Parpatiah nan Sabatang, Suka Kato Piliang memakai sistem aristokrasi yang dikenal dengan istilah Titiak Dari Ateh (titik dari atas) ala istana Pagaruyung, sedangkan Bodi Chaniago lebih bersifat demokratis, yang dikenal dengan istilah Mambasuik Dari Bumi (muncul dari bumi).

 

Tabel Penduduk Provinsi Sumatera Barat Menurut Kabupaten/KotaTahun 2011

No

Kabupaten/Kota

Jumlah Penduduk

1

Kepulauan Mentawai

77.376

2

Solok Selatan

146.422

3

Padang Pariaman

394.143

4

Tanah Datar

340.893

5

Pesisir Selatan

433.632

6

Sijunjung

204.738

7

Solok

351.976

8

Dhamasraya

195.103

9

Pasaman Barat

371.000

10

Pasaman

256.226

11

Agam

459.487

12

Limapuluh Kota

352.396

13

Padang

844.316

14

Bukittinggi

112.912

15

Padang Panjang

47.619

16

Payakumbuh

118.435

17

Sawahlunto

57.493

18

Pariaman

79.992

19

Solok

60.301

 

Total

4.904.460

Sumber : Provinsi Sumatera Barat Dalam Angka Tahun 2012

Sumber : Provinsi Sumatera Barat Dalam Angka Tahun 2012 (diolah)

Gambar Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Barat

 

Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kota Padang dengan jumlah penduduk 844.316 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat di Kota Padang Panjang dengan jumlah penduduk 47.619 jiwa. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Sumatera Barat adalah penduduk perempuan lebih dominan pada usia produktif dibandingkan dengan laki-laki. Keadaan itu tentunya akan membentuk pola kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang banyak memberikan peran lebih kepada kaum perempuan. Kenyataan itu merupakan konsekuensi logis akibat besarnya kecenderungan penduduk laki-laki dewasa untuk merantau dalam mengarungi penghidupan yang lebih baik di negeri Jawa.

Jumlah penduduk menurut lapangan pekerjaan yang paling besar berada pada sektor pertanian, kehutan, perburuan, perikanan yaitu 813.699 orang. Sedangkan Jumlah penduduk menurut lapangan pekerjaan yang paling kecil berada pada sektor listrik, gas dan air yaitu 9.124 orang. Dengan total penduduk menurut lapangan pekerjaan dari seluruh sektor  yaitu 2.070.725 orang.

 

Tabel Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan

Lapangan Usaha

Jumlah Penduduk

Persentase

Pertanian, Kehutanan,  Perburuan, Perikanan

813.699

39.30

Pertambangan

29.824

1.44

Industri Pengolahan

153.130

7.39

Listrik, Gas, dan Air

9.124

0.44

Bangunan

127.991

6.18

Perdagangan besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel

441.786

21.33

Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi

106.972

5.17

Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah, dan Jasa Perusahaan

40.489

1.96

Jasa Kemasyarakatan

347.710

16.79

Total

2.070.725

100.00

Sumber : Provinsi Sumatera Barat Dalam Angka Tahun 2012

 

Jumlah penduduk menurut lapangan pekerjaan dengan persentase terbesar terdapat di sektor pertanian, kehutanan, perburuan, dan perikanan dengan persentase 39%. Jumlah penduduk menurut lapangan pekerjaan dengan persentase terkecil terdapat di sektor listrik, gas, dan air bersih yaitu 1%.


Sumber : Provinsi Sumatera Barat Dalam Angka Tahun 2012 (diolah)

GambarPersentase Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan


Sehari-hari, masyarakat berkomunikasi dengan Bahasa Minangkabau yang memiliki beberapa dialek, seperti dialek Bukittinggi, dialek Pariaman, dialek Pasisir Selatan, dan dialek Payakumbuh. Sementara itu, di daerah kepulauan Mentawai yang terletak beberapa puluh kilometer di lepas pantai Sumatera Barat, masyarakatnya menggunakan Bahasa Mentawai. Di Daerah Pasaman bahkan Bahasa Batak berdialek Mandailing digunakan, biasanya oleh suku Batak Mandailing.

Masyarakat Sumatera Barat, sangat menghargai nilai-nilai adat dan budaya tradisional serta terbuka terhadap nilai-nilai positif yang datang dari luar. Kondisi ini membawa kepada komunitas yang sangat kondusif bagi pembangunan nasional dan cita-cita reformasi. Meskipun suku Minangkabau mendominasi masyarakat Sumatera Barat secara keseluruhan, kehidupan mereka relatif rukun dan damai dengan warga pendatang lainnya yang terdiri atas berbagai etnis minoritas, seperti suku Mentawai di Kepulauan Mentawai, suku Mandailing di Pasaman, transmigran asal Jawa di Pasaman dan Sijunjung, kelompok etnis Cina, dan berbagai suku pendatang lainnya yang berdiam di kota-kota di Sumatera Barat. Di antara sesama mereka terdapat hubungan dan interaksi sosial yang positif dan jarang terdapat jurang dan kecemburuan sosial yang besar antara berbagai kelompok dan golongan. Hal ini merupakan landasan yang solid bagi persatuan bangsa yang perlu dipelihara dan dikembangkan serta ditingkatkan.

Dewasa ini masyarakat Minangkabau yang terkenal teguh dalam memegang adat berusaha untuk memelihara khasanah budaya peninggalan para leluhur. Propinsi Sumatera Barat memiliki satu lembaga adat yang amat berwibawa, yang terkenal dengan nama Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau atau LKAAM. Lembaga ini memiliki wewenang besar dalam menentukan masalah masalah adat dan kebudayaan dalam masyarakat Minangkabau.