Jumlah penduduk di Provinsi Lampung tahun 2011 sebesar 12.750.523 jiwa. Dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 4.491.051 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 4.300.472 jiwa. Jumlah penduduk tertinggi terdapat di Kota Bandar Lampung yaitu sebesar 1.364.759 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 703.508 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 661.251 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat di Kabupaten Kota Metro yaitu sebesar 166.452 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 84.608 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 81.844 jiwa.
Tabel Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011
Kabupaten |
Jumlah Penduduk |
||
Laki-laki (jiwa) |
Perempuan (jiwa) |
Jumlah (jiwa) |
|
Bandar Lampung |
703.508 |
661.251 |
1.364.759 |
Lampung Barat |
229.881 |
209.945 |
439.826 |
Lampung Selatan |
553.330 |
526.461 |
1.079.791 |
Lampung Tengah |
605.839 |
577.588 |
1.183.427 |
Lampung Timur |
539.546 |
569.469 |
1.109.015 |
Lampung Utara |
400.665 |
379.443 |
780.108 |
Mesuji |
135.213 |
121.361 |
256.574 |
Metro |
84.608 |
81.844 |
166.452 |
Pesawaran |
208.742 |
194.436 |
403.178 |
Pringsewu |
190.702 |
178.643 |
369.336 |
Tanggamus |
284.265 |
258.174 |
542.439 |
Tulangbawang |
209.562 |
208.089 |
417.651 |
Tulang Bawang Barat |
132.583 |
135.852 |
268.435 |
Waykanan |
212.607 |
197.925 |
410.532 |
Jumlah |
4.491.051 |
4.300.472 |
12.750.523 |
Sumber : Provinsi Lampung, Dalam Angka Tahun2012
Jumlah penduduk terbesar di Provinsi Lampung terdapat di Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Lampung Tengah dengan persentase 15%. Jumlah penduduk terkecil di Provinsi Lampung terdapat di Kota Metro dengan persentase 2%.
Sumber : Provinsi Lampung, Dalam Angka Tahun 2012 (diolah)
Gambar Persentase Jumlah Penduduk Provinsi Lampung
Jumlah penduduk menurut lapangan pekerjaan yang paling besar berada pada sektor pertanian, kehutan, perburuan, perikanan yaitu 1.715.268 orang. Diurutan selanjutnya berada pada sektor perdagangan, rumah makan, dan hotel dengan jumlah penduduk 605.747 orang. Sedangkan Jumlah penduduk menurut lapangan pekerjaan yang paling kecil berada pada sektor listrik, dan air bersih yaitu 3.636 orang.
Tabel Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan
Lapangan Usaha Pekerjaan Utama |
Jumlah Penduduk Laki-Laki |
Jumlah Penduduk Perempuan |
Jumlah Penduduk (jiwa) |
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perikanan |
1.224.631 |
490.637 |
1. 715.268 |
Pertambangan dan Penggalian |
24.957 |
2.282 |
27.239 |
Industri Pengolahan |
241.420 |
117.152 |
358.572 |
Listrik dan Air Bersih |
3.125 |
511 |
3.636 |
Bangunan |
162.051 |
830 |
162.881 |
Perdagangan, Rumah Makan dan Hotel |
290.407 |
315.340 |
605.747 |
Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi |
126.284 |
3.341 |
129.625 |
Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan, dan Bangunan |
29.253 |
11.193 |
40.446 |
Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan |
230.057 |
208.830 |
438.887 |
Sumber : Provinsi Lampung, Dalam Angka Tahun 2012
Jumlah penduduk menurut lapangan pekerjaan terbesar berada pada sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan dengan persentase 49%. Jumlah penduduk menurut lapangan pekerjaan terkecil berada pada sektor listrik dan air bersih dengan persentase 0,1%.
Sumber : Provinsi Lampung, Dalam Angka Tahun2012 (diolah)
GambarJumlah Penduduk Manurut Lapangan Pekerjaan
Provinsi Lampung dikenal juga dengan julukan "Sang Bumi Ruwa Jurai" yang berarti satu bumi yang didiami oleh dua macam masyarakat (suku/etnis), yaitu masyarakat Pepadun dan Saibatin. Masyarakat pertama mendiami daratan dan pedalaman Lampung, seperti daerah Tulang Bawang, Abung, Sungkai, Way Kanan, dan Pubian, sedangkan masyarakat kedua mendiami daerah pesisir pantai, seperti Labuhan Maringgai, Pesisir Krui, Pesisir Semangka (Wonosobo dan Kota Agung), Balalau, dan Pesisir Rajabasa.
Di samping penduduk asli Suku Lampung, Suku Banten, Suku Bugis, Jawa, dan Bali juga menetap di Provinsi itu. Suku-suku ini masuk secara masif ke sana sejak Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1905 memindahkan orang-orang dari Jawa dan ditempatkan di hampir semua daerah di Lampung. Kebijakan ini terus berlanjut hingga 1979, batas akhir Lampung secara resmi dinyatakan tidak lagi menjadi daerah tujuan transmigrasi. Namun, mengingat posisi Lampung yang strategis sebagai pintu gerbang pulau Sumatera dan dekat dengan Ibu Kota Negara, pertumbuhan penduduk yang berasal dari pendatang pun tetap saja tak bisa di bendung setiap tahunnya.
Umumnya masyarakat Lampung mendiami kampung yang disebut dengan Tiyuh, Anek, atau Pekon. Beberapa kampung tergabung dalam satu marga, sedangkan kampung itu sendiri terdiri atas beberapa Buway. Di setiap buwat atau gabungan buway terdapat rumah besar yang disebut Nuwou Balak. Biasanya Nuwou Balak ini merupakan rumah dari kepala kerabat yang merupakan pemimpin klan dari kebuwayan tersebut, yang disebut juga dengan punyimbang bumi.
Masyarakat Lampung memiliki bahasa dan aksara sendiri, namun penggunaan bahasa Lampung pada daerah perkotaan masih sangat minim akibat heterogenitas masyarakat perkotaan dan karena itu penggunaan Bahasa Indonesia lebih menonjol. Untuk daerah pedesaan, terutama pada perkampungan masyarakat asli Lampung (riyuh ataupun pekon), penggunaan Bahasa Lampung sangat dominan.
Bahasa Lamapung terdiri dari dua dialek, pertama dialek "O" yang biasanya di gunakan oleh masyarakat Pepaduan, meliputi Abung dan Menggala: serta dialek "A" dan umumnya digunakan masyarakat Saibatin, seperti Labuhan meringis, Pesisir Krui, Pesisie Semangka, Belalau, Ranau, Pesisir Rajabasa, Komering, dan Kayu Agung. Namun demikian ada pula masyarakat Pepaduan yang menggunakan dialek "A" ini, yaitu Way Kanan, Sungkai, dan Pubian.
Di samping memiliki bahasa daerah yang khas, masyarakat Lampung juga memiliki aksara sendiri yang disebut dengan huruf kha gha nga. Aksara dan Bahasa Lampung itu menjadi kurikulum muatan lokal yang wajib dipelajari oleh murid-murid SD dan SMP di seluruh ProvinsiLampung. Nilai-nilai budaya masyarakat Lampung bersumber pada falsafah Piil Pasenggiri, yang terdiri atas:
Nilai-nilai masyarakat Lampung tercermin pula dalam bentuk kesenian tradisional, mulai dari tari tradisional, gitar klasik Lampung, sastra lisan, sastra tulis, serta dalam bentuk upacara kelahiran, kematian dan kematian. Pembinaan terhadap seni budaya daerah ini dilakukan oleh pemerintah daerah dan lembaga adat secara sinergis.
Provinsi ini juga memiliki 438 benda cagar budaya yang dimiliki warga masyarakat dan 93 lokasi kompleks situs kepurbakalaan yang tersebar di berbagai daerah. Situs kepurbakalaan zaman prasejarah itu antara lain Taman Purbakala Pugung Raharjo do Lampung Timur, situs Batu Bedil di Tanggamus, dan situs Kebon Tebu di Lampung Barat yang berupa menhir dan dolmen.
Ada juga situs purbakala zaman Islam berupa kuburan kuno di Bantengsari, Lampung Timur, dan makam Islam di Wonosobo, Tanggamus. Situs kesejarahan antara lain Makam Pahlawan Nasional Raden Intan II di Lampung Selatan. Di Museum Negeri Rua Jurai Lampungada 4.369 benda berharga yang berasal dari berbagai jenis koleksi yang bernilai sejarah, budaya, dan ilmu pengetahuan.