A.      Potensi Komoditas Unggulan dan Lokasi Pengembangan

                 Untuk berinvestasi dalam pengembangan komoditas unggulan di Provinsi Aceh, maka perlu diketahui komoditas apa yang memiliki prospek cerah untuk dikembangkan dan di daerah mana pengembangannya sesuai untuk dilakukan. Untuk itu, berikut ini adalah tabel potensi komoditas unggulan beserta dengan lokasi pengembangannya di Provinsi Aceh:

 

Tabel Potensi Komoditas Unggulan dan Lokasi Pengembangannya di Provinsi Aceh

No

Sektor

Komoditas Unggulan

Nilai LQ

Sebaran Lokasi

Keterangan

Penentuan Komoditas Unggulan

1

 

 

Pertanian Tanaman Pangan

Kedelai

3.54

Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Pidie Jaya

Hasil LQ

Padi (sawah dan ladang)

1.43

Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie

2

Pertanian Buah-buahan

Melon

11.19

Kabupaten Pidie, Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Aceh Utara

Hasil LQ

Semangka

4.06

Kabupaten Bireuen, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Aceh Selatan

Sawo

2.66

Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Nagan Raya

Durian

2.02

Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Selatan

Belimbing

1.95

Kabupaten Pidie, Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Aceh Besar

Jambu Air

1.78

Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh Tengah

Rambutan

1.70

Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Timur

Alpukat

1.49

Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Gayo Lues

Duku

1.25

Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Aceh Tenggara

Mangga

1.08

Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie

Sukun

1.08

Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Besar

Pepaya

1.00

Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Aceh Utara

3

Pertanian Sayuran

Jamur

3.13

Kabupaten Pi d i e, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Bireuen

Hasil LQ

Cabe

2.64

Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bireuen

Ketimun

2.44

Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Nagan Raya

Terung

2.31

Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Utara

Kacang Panjang

2.27

Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Besar

Kangkung

1.92

Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Nagan Raya

Kacang Merah

1.78

Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Gayo Lues

Tomat

1.66

Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Aceh Tengah

4

Perkebunan

Kopi

1.60

Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Lhokseumawe

Hasil LQ

Kelapa Sawit

1.29

Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Pi d i e, Kabupaten Aceh Tamiang

5

Perikanan

Sawah

3.51

Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Tenggara

Hasil LQ

Tambak

2.99

Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Selatan

Kolam

1.98

Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Selatan

6

Peternakan

Kerbau

13.37

Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Simeulue, Kabupaten Aceh Besar

Hasil LQ

Itik

5.26

Kabupaten Pi d i e, Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Utara

Sapi

4.31

Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Bireuen

Kambing

3.92

Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Pi d i e

Ayam Buras

2.64

Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Pi d i e, Kabupaten Bireuen

Domba

1.34

Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Bireuen

7

Kehutanan

Suaka Alam dan Pelestarian Alam

2.39

Kabupaten Gayo Lues, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya dan Aceh Tenggara, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Aceh Besar dan Pidie, Kota Sabang

Hasil LQ

Hutan Lindung

1.16

Kabupaten Gayo Lues, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya dan Aceh Tenggara, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Aceh Besar dan Pidie

8

Industri dan Perdagangan

Industri logam dasar

4.31

-

Hasil LQ

Makanan dan minuman

1.38

-

Barang galian bukan logam

1.36

-

9

Pertambangan

Granit

1.17

Kabupaten Pidie, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh Selatan

Hasil LQ

Sumber: Hasil Analisis, 2013

 

            Dari tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa terdapat sebanyak 39 komoditas unggulan di Provinsi Aceh yang dapat dijadikan sebagai obyek investasi di Provinsi Aceh. Komoditas-komoditas tersebut memiliki keunggulan dibandingkan dengan komoditas lainnya di tiap sektor potensi ekonomi masing-masing dan tersebar di hampir seluruh kabupaten/kota di Provinsi Aceh. Untuk pengembangannya, dapat diarahkan kepada kabupaten/kota yang telah disebutkan di kolom sebaran lokasi di atas, di mana kabupaten/kota tersebut memiliki potensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi lainnya dalam hal pengembangan komoditas unggulan, antara lain dari segi produksi, luas, maupun produktivitas.

 

B.      Peluang Investasi

Terdapat 4 bidang potensi ekonomi yang menawarkan peluang investasi bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di Provinsi Aceh. Berikut adalah peluang investasi di Provinsi Aceh:

 1)     Agroindustri

 Peluang investasi yang memiliki peluang besar karena memiliki jumlah komoditas yang bermacam-macam yaitu kopi, kakao, karet, kelapa sawit, nilam, jagung, holtikultura, perikanan dan peternakan pertanian

 Kopi Gayo adalah kopi khas dari dataran tinggi Gayo, sebuah daerah yang meliputi Bener Meriah, Aceh Tengah dan Gayo Lues Kabupaten di Provinsi Aceh. Kopi Gayo telah diekspor ke berbagai Negara di dunia termasuk Belgia. Potensi luas lahan kopi di Aceh sebesar 121.094 Ha dan memiliki produksi sebesar 53.950 ton. Statistik menunjukkan bahwa pada tahun 2012, volume ekspor biji kopi Aceh ke 18 negara yang hingga 9,703,260.00 kg atau setara dengan Rp 64.358.771. (Industri Aceh dan Badan Perdagangan, 2012). Tujuan proyek peningkatan produksi kopi yaitu mendirikan industri pengolahan kopi dan membangun industri kemasan. Estimasi investasi pengolahan kopi instan, investasi untuk 5000 ton dengan biaya 30.864.300 USD.


Sumber : http://acehinvestment.com/investment-opportunities/agro-industries/coffee/?lang=in

Gambar 1 Pemetaan Industri Pengolahan Kopi

 

 Indonesia adalah produsen terbesar ketiga biji kakao di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Di Aceh, kakao merupakan komoditas unggulan selain kopi, kelapa sawit, karet, hortikultura organik, jagung dan nilam. Luas lahan kakao di Aceh sebesar 89.512 Ha dan produksi Kakao sebesar 37.594 Ton. Kakao Aceh telah diekspor ke berbagai negara di dunia. Statistik menunjukkan bahwa pada tahun 2010, volume ekspor biji kakao Aceh mencapai 420,978.40 kg atau setara dengan 1,166,080.30 USD (Industri Aceh dan Badan Perdagangan, 2012). Strategi pembangunan adalah industri kakao berkelanjutan. salah satu caranya dengan memperkuat Industri hulu, namun fokusnya adalah untuk meningkatkan nilai tambah di sektor hilir. Pada tahun 2010, volume ekspor biji kakao Aceh mencapai 420.978 kg = Rp 1.166.080. Tujuan proyek Membangun kakao pengolahan industri antara lain pasta, mentega, powderander.Estimasi Investasi untuk perkembangan komoditas kakao Biaya 97.095.995 USD, Net Present Value: 5,730,808.44 USD, Internal Rate of Return: 22,4%, Manfaat Cost Ratio: 1,69 ; Pay Back Periode: 6,9 tahun.

 
Sumber : http://acehinvestment.com/investment-opportunities/agro-industries/cocoa/?lang=in

 Gambar 2 Pemetaan Industri Pengolahan Kakao

 

 Saat ini, karet dipanen terutama dalam bentuk lateks dari pohon karet (Hevea brasiliiensis) yang disadap dari kulit tanaman. Hal ini dapat digunakan untuk menghasilkan bentuk lain dari karet, seperti karet remah dan kayu karet. Karet alam digunakan secara luas dalam berbagai aplikasi dan produk, baik sendiri atau dalam kombinasi dengan bahan lain seperti kayu bakar, arang, kayu atau kayu untuk householdapliance (furniture), pintu dan jendela, selang, ikat pinggang, anyaman, lantai dan peredam (antivibration gunung) untuk industri otomotif, industri pesawat terbang, tekstil, sarung tangan (medis, rumah tangga dan industri) dan mainan. Luas lahan potensial karet sebesar 144.292 Ha dan memiliki produksi sebesar 72.874 ton. Ada tiga kabupaten di Aceh yang memiliki jumlah yang lebih tinggi produksi karet yang cocok untuk industri pengolahan besar: Aceh Barat, Aceh Tamiang, dan Aceh Timur. Estimasi Investasi dengan kapasitas 24.000 ton / tahun, Biaya 21.161.739 USD; Net Present Value: 234.618.007 USD; Internal Rate of Return: 53,81%; Manfaat Cost Ratio: 1,26 dan Benefit Net Cost Ratio: 3,739

 

Sumber : http://acehinvestment.com/investment-opportunities/agro-industries/rubber/?lang=in

 Gambar 3Pemetaan Industri Pengolahan Karet

 

Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan terbesar di Aceh dalam volume dan nilai ekonomi, dan minyak sawit sektor memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan sebagai sumber utama pendapatan untuk produk bahan bakar makanan dan bio. Pemerintah Aceh telah memulai beberapa rencana strategis dalam komoditas ini:

  1. Buat dukungan operasional dan kebijakan untuk minyak sawit berkelanjutan antara pemerintah, sektor swasta, LSM, dan petani kecil.
  2. Dukungan minyak kemitraan publik-swasta investasi sawit.
  3. Mengurangi ancaman terhadap hutan dengan nilai konservasi tinggi dan ekosistem rawa gambut.
  4. Buat sertifikasi benih provinsi danprogram distribusi.
  5. Meningkatkan rantai pasokandan transparansi harga untukp roduksi minyak sawit dan pengolahan.

 Pada tahun 2010, terdiri dari produksi petani kecil: 185.265 Ton, Produksi perkebunan pemerintah: 69.634Ton, dan produksi perkebunan swasta: 238.927 Ton dan statusnya masih sementara. Luas lahan potensi kelapa sawit sebesar 365.997 Ha dan memiliki produktivitas 572.953 ton. Perkiraan investasi untuk pengembangan pabrik produksi CPO dengan kapasitas 30 TBS/ton dengan biaya 26.449.321 USD. Net Present Value sebesar 8,411,663.48 USD; Internal Rate Return: 23,1%; Pay Back Periode: 6 years, 8 months.

 

Sumber : http://acehinvestment.com/investment-opportunities/agro-industries/palm-oil/?lang=in

 Gambar 4Pemetaan Industri Pengolahan Kelapa Sawit

 

Nilam adalah spesies tanaman dari genus Pogostemon. Ini adalah ramuan lebat dari keluarga mint, dengan batang tegak, mencapai dua atau tiga kaki (sekitar 0,75 meter) tinggi dan bantalan kecil, bunga berwarna merah muda pucat putih. Tanaman ini asli daerah tropis Asia, dan dibudidayakan secara luas di Aceh, Indonesia. Menurut penelitian, minyak nilam Aceh mengandung patchouli alcohol (yield) 2,5% menjadi 3,3% yang membuatnya nilam terbaik di dunia. Berisi Alkohol Nilam dari 2,5% menjadi 3,3% (PA rata-rata nilam di dunia adalah 2,5%). Minyak nilam digunakan sebagai bahan baku untuk nomor produk jadi, seperti parfume dan modern produk industri beraroma seperti kertas handuk, deterjen, dan penyegar udara. Patcholi juga dapat digunakan dalam antiseptik, pestisida, dan sebagai fiksatif untuk mengikat minyak atsiri lainnya. Sebagai salah satu produsen utama nilam, Aceh menawarkan peluang bagi calon investor untuk mendirikan nilam industri pengolahan di wilayah tersebut. Aceh menghasilkan nilam terbaik di dunia dengan luasan sebesar 3.859 Ha dengan produksi 253 ton. Daerah produksi utama adalah Aceh Jaya, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya dan Kabupaten Gayo Lues, yang cocok untuk industri pengolahan skala besar. Tujuan Proyek ini yaitu Membangun industri parfume dan kosmetik serta meningkatkan Volume produksi dan kualitas nilam. Estimasi investasi dengan biaya 1.025.960 USD.

 

Sumber : http://acehinvestment.com/investment-opportunities/agro-industries/patchouli/?lang=in

 Gambar 5Pemetaan Industri Pengolahan Nilam

 

 Sebagai salah satu produsen utama jagung, Aceh menawarkan kesempatan bagi calon investor untuk mendirikan industri pakan ternak di Aceh. Para produsen utama jagung, yang cocok untuk industri pengolahan skala besar di Provinsi Aceh yaitu Kabupaten Aceh Tenggara dan Aceh Selatan. Luas lahan potensial jagung sebesar 41.853 Ha. Tujuan Proyek ini yaitu membangun pabrik pakan unggas (dedak jagung, jagung pakan kuman, sapi, bubur jagung jagung) yang telah mesin pengering (kapasitas40 ton / jam) dan gudang (kapasitas 9000 ton) dengan estimasi investasi dengan biaya 12.367.320 USD.


 Sumber : http://acehinvestment.com/investment-opportunities/agro-industries/corn/?lang=in

 Gambar 6 Pemetaan Industri Pengolahan Jagung

 

Kawasan hortikultura adalah wilayah geografis yang memiliki kesamaan ekosistem dandisatukan oleh fasilitas infrastruktur umum sehingga membentuk daerah diisi dengan berbagai kegiatan usaha, termasuk penyediaan fasilitas berbasis produksi hortikultura, budidaya, penanganan pasca panendan pengolahan, pemasaran, dan berbagai kegiatan pendukung. Linung Buleundi Bener Meriah sangat potensial untuk pertanian hortikultura, karena dekat dengan pembangkit listrik tenaga air baru dan memiliki akses langsung kepelabuhan dipantai timur. Pemerintah daerah menyediakan 35.500 ha lahan bagi calon investor untuk mendirikan peternakan hortikultura organik di daerah ini. Targetnya adalah untuk memasok buah dan sayuran untuk pasar internasional. Masyarakat setempat sangat mendukung dan menyambut memastikan bahwa investasi di bidang ini sangat menjanjikan.

 

Tabel. 1 Proyek Investasi Holtikultura Organik

Potensi (Ton)

Tujuan Proyek

·         Alpukat 74.624 

·         Mangga 270.544

·         Rambutan 280.994 

·         Jeruk 85.522 

·         Nangka 81.154 

·         Durian 270.449

·         Pepaya 148.298

·         Pisang 689.892

·         Semangka 165.397

·         Buncis 170.188

·         Cabai 300.188

·         Cabai rawit 195.052

·         Tomat 173.573

·         Ayam petelur 147.778

·         Timun 198.629

·         Bawan merah 26.004

·         Bawang putih 772

·         Kentang 86.154

·         Membangun basis pertanian organik dengan sistem produksi yang memelihara kesuburan tanah, ekosistem, dan manusia.

·         Memasarkan hasil produksi di pasar internasional

Sumber :http://acehinvestment.com/investment-opportunities/agro-industries/horticulture/?lang=in

Perkiraan investasi biaya holtikultura 1.025.850 USD. Tujuan proyek ini yaitu membangun basis pertanian organik pada sistem produksi yang menopang kesehatan tanah, ekosistem dan masyarakat serta menjual produkdi pasar internasional.

 

Sumber : http://acehinvestment.com/investment-opportunities/agro-industries/horticulture/?lang=in

 Gambar 7Pemetaan Industri Pengolahan Holtikultura Organik

 

Perikanan di Provinsi Aceh menunjukkan angka yang sangat besar, karena letak Provinsi Aceh yang sangat strategis dan terletak di selat malaka. Ini berpotensi meningkatkan nilai jual dengan investasi yang baik pada Aceh International Fishing Port dengan biaya Biaya 200.000.000 USD. Tujuan Proyek Industri perikanan ini yaitu Membangun industri perikanan(mengambil, budidaya, pengolahan, pengawetan, penyimpanan, pengangkutan, memasarkan atau menjualikan atau produk ikan).


Sumber : http://acehinvestment.com/wp-content/uploads/2013/04/Peluang-Investasi-Bahasa28.jpg

Gambar 8 Peluang Investasi Perikanan Provinsi Aceh

 

Total potensi perikanan Aceh 696.117 Ton Ikan. dengan estimasi investasi sebesar 10.000.000 USD.

 Potensi perikanan Aceh :

 Jumlah tangkapan nelayan mencapai 48.67 ton setiap hari

 

Tabel. 2 Peluang Investasi Perikanan Provinsi Aceh

No

Peluang Investasi

Kapasitas

1

Pabrik es balok

80 ton/day

2

Industri pengolahan ikan modern

50 ton

3

Galangan kapal (kayu dan fiber)

4 unit

4

Jasa Kapal pengangkutan ikan domestik dan luar negeri

2 unit

Sumber : Aceh Investment Profile 2013

 

Ternak adalah hewan peliharaan dibesarkan di sebuah Pengaturan pertanian untuk menghasilkan komoditas seperti seperti susudan daging. Susu dan daerah pertanian peternakan di Aceh selebar 1.525.578 Ha. Daerah besar secara signifikan layakun tuk sistem pakan ternak-, terintegrasi dengan perkebunan tanaman. Peluang untuk investasi secara luas terbuka karena ada permintaan yang signifikan untuk ternak diAsia Tenggara dan Timur Tengah, terutama untuk daging halal (daging yang Muslim diperbolehkan untuk makan di bawah syariat Islam). Jumlah produksi = 9.462.222 Kg.

 
Sumber : http://acehinvestment.com/investment-opportunities/agro-industries/dairy-and-livestock-farm/?lang=in

Gambar 9Pemetaan Peternakan Sapi dan susu perah

 

TujuanProyek ini melibatkan membesarkan kedua daging sapi dan sapi perah. Kegiatan utama dari proyek iniakan pengadaan irigasi dan jerami membuat peralatan, pembangunan back-up ternak infrastruktur pertanian, konstruksi pabrik pakan ternak, dan pengolahan produk susu dan daging sapi.

 

Sumber : Aceh Investment Profile 2013

Gambar 10Peluang Investasi Agro Industri

 

2)                 Pariwisata

Pariwisata yang sedang mengalami pembangunan dalam kurun waktu 5 tahun ini yaitu Krueng Aceh River Walk dan Ulee Lheue Beach. Adapun potensi pariwisata yang ada di Provinsi Aceh yaitu Ekowisata, Adventure, Pantaidan Olahraga, Tsunami Heritage Dan Potensi peneliti Pendidikan berasal dari Jepang dan Eropa, Kuliner dan Industri Kerajinan.

 


Sumber : Aceh Investment Profile 2013

Gambar 11Peluang Investasi Pariwisata

 

Investasi Proyek Krueng Aceh River Walk dengan biaya 10,000,000 USD dan fasilitasnya antara lain Food Court, Restaurant, Playground, Jogging Track, Mini Port, Amphitheater, Park, Fishing Spot.

 

Sumber : http://acehinvestment.com/wp-content/uploads/2013/04/Peluang-Investasi-Bahasa31.jpg

Gambar 12Peluang Investasi Proyek Pantai Ulee Lheue

 

Investasi Proyek Ulee Lheu Beach Parks & Recreation terletak di Banda Aceh dengan nilai biaya investasi sebesar 5,000,000 USD dan fasilitas yang ditawarkan yaitu Food Court, Restaurant, Playground, Jogging Track, Mini Port, Park, Fishing Spot.

 


Sumber : http://acehinvestment.com/wp-content/uploads/2013/04/Peluang-Investasi-Bahasa32.jpg

Gambar 13Peluang Investasi Proyek River Walk Kreung Aceh

 

3)                 Energi dan infrastruktur

Peluang investasi di Provinsi Aceh sebagai sumber energi adalah Pembangunan Geothermal Seulawah Agam. Potensi listrik yang dihasilkan dari pembangunan geothermal ini sebesar 185 megawatt yang akan memenuhi kebutuhan listrik di Provinsi Aceh. Panas Bumi Seulawah Agam terletak di Kabupaten Aceh Besar. Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Aceh, potensi panas bumi Seulawah Agam adalah sebesar 185MWe. Dengan potensi tersebut dapat digunakan sebagai sumber energi listrik terbarukan yang dapat memenuhi kebutuhan listrik terutama di wilayah Aceh Besar dan Aceh pada umunya. Tujuan Proyek Meningkatkan suplai listrik dalam memenuhi kebutuhan listrik di Aceh khususnya, melalui sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. Lingkup Pekerjaan Proyek Pembangunan Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi.

Bentuk Kerjasama Konsep investasi yang ditawar-kan adalah:

             Bisnis Kerjasama dengan Pemegang Lisensi yang ada:

 

A.                 Proyek PLTA

Peluang investasi di Kabupaten Bireun Provinsi Aceh sebagai sumber energi adalah Pembangunan Pembangunan Listrik Tenaga Air di Bireun. Potensi listrik yang dihasilkan dari pembangunan PLTA Bireun adalah sebesar 90 megawatt yang akan memenuhi kebutuhan listrik di Provinsi Aceh. Sungai Krueng Peusangan yang terletak di Kabupaten Bireun memiliki potensi untuk menghasilkan energi listrik dengan kapasitas 90 Mw. Dengan potensi tersebut dapat digunakan sebagai sumber energi listrik terbarukan yang dapat memenuhi kebutuhan listrik terutama di wilayah Bireun dan Aceh pada umunya. Tujuan Proyek Meningkatkan suplai listrik dalam memenuhi kebutuhan listrik di Aceh khususnya, melalui sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Konsep investasi yang ditawarkan adalah:

 

Tabel. 3 Peluang Investasi Hydro Power Provinsi Aceh

No

Kabupaten / Kota

Nama Proyek

Lokasi

Kapasitas(MW)

InvestasiEstimasi(Juta USD)

1

Aceh Utara

Aceh Utara

Wh Jambu Air

37.2

111.6

Jambuaye-5

Kr. Jambuaye

181.8

545.4

Bidin/Jambuaye

Kr. Jambuaye

246

738

2

Gayo Lues

Ramasan-1

Kr. Ramasan

171.6

514.8

3

Aceh Timur

Peureulak

Kr. Peureulak

34.8

104.4

4

Aceh Tamiang

Tampur

W. Tampur

428

1284

5

Aceh Selatan

Jambo Papeun-2

Kr. Jambo Papeun

95.2

285.6

Kluet

Kr. Kluet

141

423

Sibubung-2

Kr. Sibubung

121.1

363.3

6

Nagan Raya

Teripa-3

Kr. Teripa

172.6

517.8

Teripa-4

Kr. Teripa

306.4

919.2

7

Aceh Barat

Meureubo-1

Kr. Meulaboh

82.1

246.3

Woyla-2

Kr. Woyla

274

822

8

AcehTengah

Pameu

Kr. Pameu

160.6

481.8

Peusangan

Kr. Peusangan

90

270

9

Acehtenggara

Dolok-1

Kr. Dolok

32.2

96.6

10

Aceh Jaya

Teunom-2

Kr. Teunom

288.2

864.6

 

 

Total

 

2862.8

8,588.40

Sumber : Aceh Investment Profile 2013

 

Peluang investasi di sektor energi di Provinsi Aceh salah satunya adalah Pembangunan Pembangunan Listrik Tenaga Air di Leuser. Potensi listrik yang dihasilkan dari pembangunan PLTA Leuser adalah sebesar 400 megawatt yang akan memenuhi kebutuhan listrik di Provinsi Aceh. PLTA Leuser yang akan dibangun terletak di Kabupaten Gayo Lues memiliki potensi untuk menghasilkan energi listrik dengan kapasitas 400 Mw. Dengan potensi tersebut dapat digunakan sebagai sumber energi listrik terbarukan yang dapat memenuhi kebutuhan listrik terutama di wilayah Gayo Lues dan Aceh pada umunya. Tujuan Proyek : Meningkatkan suplai listrik dalam memenuhi kebutuhan listrik di Aceh khususnya, melalui sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan.

 

Bentuk Kerjasama :

Dukungan dari Pemerintah :

 


Sumber : http://acehinvestment.com/wp-content/uploads/2013/04/Peluang-Investasi-Bahasa33.jpg

Gambar 14Proyek PLTA 2013-2026

 

B.                 Proyek PLTU

Peluang investasi Pembangunan Pembangunan Listrik Tenaga Uap di Nagan Raya-Meulaboh memiliki potensi listrik sebesar 200 megawatt yang dapat memenuhi kebutuhan listrik di Provinsi Aceh. PLTU Nagan Raya yang akan dibangun terletak di Kabupaten Meulaboh memiliki potensi untuk menghasilkan energi listrik engan kapasitas 2x100 Mw. Dengan potensi tersebut dapat digunakan sebagai sumber energi listrik terbarukan yang dapat memenuhi kebutuhan listrik terutama di wilayah Meulaboh dan Aceh pada umunya. Tujuan Proyek : Meningkatkan suplai listrik dalam memenuhi kebutuhan listrik di Aceh khususnya, melalui sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan.

 

Bentuk Kerjasama :

Dukungan dari Pemerintah :

 

Sumber : Aceh Investment Profile 2013

Gambar 15Peluang Investasi Energi

 

C.                  Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Peluang investasi Pembangunan Pembangkit Tenaga Panas Bumi yang ada di Kabupaten Sabang, Aceh Besar, Pidie, Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Timur, Aceh Tamiang, dan Gayo Lues. Potensi energi terbesar berada pada Kabupaten Pidie  dengan lokasi Alue Lhong-Beungga, Kabupaten Bener Meriah berlokasi di Rimba Raya dan Simpang Balik, serta di Kabupaten Aceh Tengah yang berlokasi di Silih Nara.

 


Sumber : http://acehinvestment.com/wp-content/uploads/2013/04/Peluang-Investasi-Bahasa35.jpg

Gambar 16Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi 2013-2026

 

D.                 Gedung Information Technology Learning Center (ITLC)

Salah satu ambisi yang kini mulai dibangun di Banda Aceh yaitu kota ini ingin jadi cyber city. PT. Samsung Electronics melalui program ‘for Aceh’ mendanai pembangunan pusat pelatihan teknologi informasi (ITLC) di Banda Aceh sebesar Rp 3,4 miliar. Bangunan ini terletak di Jl. Imam Bonjol, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Baiturrahman dengan luas lahan 2.600 m2, luas bangunan 750 m2.

Pusat pelatihan ini menyediakan laboratorium komputer dan bahasa, perpustakaan, aula pertemuan, serta ruang perkantoran yang dapat digunakan atau disewa masyarakat, yang pengelolaannya kemudian akan diserahkan kepada Pemerintah Kota Banda Aceh. Samsung siap memberikan harga khusus terhadap produk-produk teknologi informasi yang dibutuhkan.

 

E.                  Pembangunan Terminal Setui

Terminal Setui merupakan salah satu terminal yang berada di tengah-tengah Kota Banda Aceh, tepatnya di Jl. T. Umar. Kawasan terminal ini merupakan lahan milik Pemerintah Kota Banda Aceh, sesuai dengan Sertifikat Hak Pakai No. 37 tanggal 20 Agustus 1996 dengan luas lahan 8.169 m2.  Sebelumnya Terminal Setui merupakan terminal terpadu antarkota/kabupaten dan antar provinsi yang diperuntukkan bagi angkutan dari dan ke luar kota/kabupaten/provinsi. Namun sejak moda angkutan bertambah keberadaan Terminal Setui dirasa sudah tidak cukup lagi menampung angkutan dan pengguna angkutan.

Oleh sebab itu, sejak tahun 2008 semua moda angkutan dari dan ke luar kota/kabupaten/provinsi direlokasikan ke Terminal Terpadu yang baru di kawasan Mibo, Kecamatan Banda Raya dan sejak itu Terminal Setui tidak difungsikan lagi, padahal posisi terminal ini sangat strategis.  Pada bulan Oktober 2009, PT. Citra Karsa menawarkan kerjasama dengan Pemerintah Kota Banda Aceh untuk mengelola kawasan Terminal Setui menjadi wahana rekreasi keluarga.

 

F.                  Pembangunan Infrastruktur Terpadu Sabang

Setelah kerusakan akibat bancana tsunami 2004, infrastruktur di Provinsi NAD cenderung membutuhkan campur tangan banyak pihak. Infrastruktur yang dibangun umumnya merupakan infrastruktur dasar untuk mempercepat pembangunan ekonomi wilayah. Salah satu potensi investasi yang dapat dikembangkan antara lain Pembangunan Waduk Jambo Aye dan Krueng Keureuto di Kabupaten Aceh Utara. Indikasi potensi investasi sektor infrastruktur yang terdapat di Provinsi Aceh antara lain bendungan, jalan, dan bandar udara.

Posisi geografis kawasan ini sangat strategis. Kawasan Sabang berada di wilayah paling Barat Indonesia, di jalur selat Malaka dan Lautan Hindia. Selain itu, kawasan ini sebagai pintu investasi, jasa, dan barang-barang dari luar negeri yang akan masuk ke Indonesia. Kawasan Sabang juga merupakan Kawasan Pusat Pertumbuhan Baru (The New Growth Center) menuju pasar global ASEAN/AFTA dan APEC di tahun 2020.

 

Infrastruktur terpadu Sabang ini akan dibangun dengan sektor prioritas berstandar internasional, yaitu:

 

        Selain itu, Sektor Kelembagaan dan Sektor Infrastruktur berstandar internasional akan dikembangkan.

Tujuan :

 

Lingkup Pengembangan Pekerjaan Proyek :

  1. Sektor Prioritas 1: Jasa Kepelabuhan
  2. Sektor Prioritas 2: Industri dan Perdagangan
  3. Sektor Prioritas 3: Pariwisata
  4. Sektor Prioritas 4: Perikanan
  5. Sektor Andalan 1: Kelembagaan
  6. Sektor Andalan 2: Infrastruktur

 

Biaya Investasi Rp 39 triliun, dengan dukungan dari Pemerintah :

 

G.                 Proyek Waduk Jambo Aye

Proyek Pembangunan Waduk Jambo Aye berada di Aceh Utara dengan lokasi Jambo Aye memiliki potensi besar dikembangkannya Proyek Waduk Jambo Aye. Tujuan dari pembangunan proyek waduk jambo aye ini untuk membangun 19,50 Ha irigasi dan PLTA dengan kapasitas 160 MW/580 MWH. Proyek pembangunan waduk Jambo Aye ini memakan biaya 539.280.000 USD.

 


Sumber : http://acehinvestment.com/wp-content/uploads/2013/04/Peluang-Investasi-Bahasa34.jpg

Gambar 17 Proyek Waduk Jambo Aye

 

H.                 Layanan Kapal Kargo Ro-Ro

Proyek Pembangunan layanan Kapal Kargo Ro-Ro ini bertempat di Kabupaten Aceh utara dengan lokasinya Kreung Geukuh Sea Port dan Kabupaten Langsa berlokasi di Kuala Langsa Sea Port. Tujuan dari pembangunan dan pengembangan layanan kapal Karg Ro-Ro ini yaitu untuk mengoperasikan jasa pengiriman barang dengan kapal Roll-on/Roll-off. Perkiraan investasi untuk proyek layanan Kapal Kargo Ro-Ro sebesar 1.025.960 USD.

 

Sumber : http://acehinvestment.com/wp-content/uploads/2013/04/Peluang-Investasi-Bahasa37.jpg

Gambar 18 Proyek Layanan Kapal Kargo Ro-Ro

 

4)                 Pertambangan

Petambangan yang daa di Provinsi Acenh memiliki dua jenis yaitu pertambangan logam dan pertambangan non logam. Pertambangan logam antara lain emas, tembaga, molibdenum, pasir besi, biji Besi.

 

Tabel. 4 Peluang Investasi Tambang Logam Provinsi Aceh

No

Indikasi

Lokasi

Potensi

1

emas

SilihNara, Aceh Tengah
BlangKejeren, Gayo Lues
Tapaktuan, AcehSelatan
Seunagan, Nagan Raya
Lhoong, BesarAceh
PuloAceh, AcehBesar

0,25 - 0,45 Gr/Ton

0,19 - 0,28 Gr/Ton

0,01 - 6,81 ppm

0,3 - 0,5 Gr/m3

2,9 - 22,5 ppm

0,14 - 0,23 ppm

2

tembaga

Serbajadi, Aceh Timur
Silihnara, Aceh Tengah
RikitGaib, TenggaraAceh
Tapaktuan, AcehSelatan
Lhoong, BesarAceh

Cu : 0,23 – 2 %

Cu : 356 – 568 Ppm

Cu : 10 – 470 Ppm

Cu : 1 – 1730 Ppm

Cu : 150-1520 Ppm

3

molibdenum

SilihNara, Aceh Tengah

170 – 291 Ppm

4

pasir besi

BesarAceh
Bireuen

-

5

biji Besi

Aceh Besar

-

Sumber : Aceh Investment Profile 2013

 

 Pertambangan logam terbesar yaitu emas, tembaga dan molibdenum. Pertambangan non logam antara lain andesit,  batu kapur, bentonit, dolomit, kaolin, kuarsit, granit.

 

 Tabel. 5 Peluang Investasi Tambang Non Logam Provinsi Aceh

No

Indikasi

Lokasi

Potensi

1

andesit

Aceh Besar
Aceh Barat
Aceh Selatan
SeouteastAceh
Aceh Utara
AcehTengah

3.019.450.000

2.081.945.000

2.584.342.000

38.053.159.000

38.892.000

11.603.849.000

2

batu kapur

Aceh Timur
AcehTengah
Aceh Besar
Aceh Barat
Acehtenggara
Aceh Selatan
Pidie

426.970.000

12.182.992.000

8.900.320.000

35.138.651.000

46.508.534.000

7.495.749.000

986.957.000

3

bentonit

Aceh Timur
AcehTengah

8.730.000

170.000.000

4

dolomit

Aceh Timur

1.192.272.000

5

kaolin

Acehtenggara
Sabang

12.383.000

300.000

6

kuarsit

Aceh Selatan
Acehtenggara

64.955.000

1.753.588.000

7

granit

Aceh Timur
Aceh Selatan
AcehTengah

804.532.500

6.616.845.000

23.280.915.000

                                  Sumber : Aceh Investment Profile 2013

 

Pertambangan Non Logam yang ada di Provinsi Aceh ini sangat beraneka ragam, hasil terbesar yaitu tambang Batu kapur yang terletak di Kabupaten Aceh Tenggara.

 

Tabel. 6 Peluang Investasi Batu Bara Provinsi Aceh

No

Lokasi

Potensi (Juta Ton)

1

Meulaboh (MET)

137,65

2

Meulaboh (MLB)

1612,00

3

Aceh Barat (BPM)

42,69

4

Aceh Barat (ARM)

28,15

Sumber : http://acehinvestment.com/wp-content/uploads/2013/04/Peluang-Investasi-Bahasa39.jpg

 

Terdapat Proyek dalam sektor pertambangan yaitu proyek Pembuatan Pabrik Semen Laweung. Proyek pembangunan pabrik semen Laweung ini berada di Kabupaten Pidie dengan lokasinya berada di Laweung. Pabrik ini memiliki kapasitas sebesar 750.000 ton/tahun. Pembangunan proyek ini membutuhkan biaya 369.305.


Sumber : Aceh Investment Profile 2013

Gambar 18Peluang Investasi Tambang