A.     Potensi Komoditas Unggulan dan Lokasi Pengembangannya

Untuk berinvestasi dalam pengembangan komoditas unggulan di Provinsi Lampung, maka perlu diketahui komoditas apa yang memiliki prospek cerah untuk dikembangkan dan di daerah mana pengembangannya sesuai untuk dilakukan. Untuk itu, berikut ini adalah tabel potensi komoditas unggulan beserta dengan lokasi pengembangannya di Provinsi Lampung:


      Tabel Potensi Komoditas Unggulan dan Lokasi Pengembangannya di Provinsi Lampung

No

Sektor

Komoditas Unggulan

Nilai LQ

Sebaran Lokasi

Keterangan

Penentuan Komoditas Unggulan

1

Pertanian Tanaman Pangan

Ubi Kayu

3,04

Kabupaten Mesuji, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Kabupaten Tulang Bawang

Hasil LQ

2

Pertanian Tanaman Buah-Buahan

Nanas

3,18

Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Lampung Selatan

Hasil LQ

Pepaya

1,25

Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Lampung Selatan

Hasil LQ

Pisang

1,09

Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Lampung Timur

Hasil LQ

3

Pertanian Tanaman Sayuran

Cabe Besar

2,96

Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Tanggamus

Hasil LQ

Petsai/Sawi

1,77

Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Pesawaran

Hasil LQ

4

Perkebunan

Kelapa Dalam

2,80

Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Tulang Bawang

 

Kakao

2,50

Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Pesawaran

Hasil LQ

Tebu

2,20

Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Way Kanan

Hasil LQ

Karet

1,18

Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Pesawaran

Hasil LQ

5

Perikanan dan Kelautan

Perairan Umum (Laut)

-

Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lampung Selatan, Kota Bandar Lampung

Produksi Tertinggi

6

Peternakan

Kambing  

 

2,21

Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Lampung Tengah

Hasil LQ

Ayam Petelur

1,47

Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lampung Tengah

Hasil LQ

Ayam Buras

1,41

Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Way Kanan

Hasil LQ

Sapi Potong

1,23

Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lampung Selatan

Hasil LQ

Kerbau

1,21

Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Timur

Hasil LQ

7

Kehutanan

Suaka alam dan pelestarian alam

2,33

 

Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Pesawaran

Hasil LQ

8

Industri dan Perdagangan

Industri baru bara, minyak bumi, gas bumi, bahan bakar nuklir/kimia dan barang dari bahan kimia

15,56

-

Hasil LQ

Industri kertas dan barang dari kertas/penerbitan,percetakan dan reproduksi

1,04

-

Hasil LQ

9

Pariwisata

Taman Nasional

-

Kabupaten Lampung Timur dan  Kabupaten Tanggamus

Jumlah Taman Nasional Terbanyak

10

Pertambangan

Granit

-

Kabupaten Lampung Tengah, kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Tanggamus

Arah dan Kebijakan  RTRW Provinsi Lampung

 Sumber: Hasil Analisis, 2013


Dari tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa terdapat sebanyak 21 komoditas unggulan di Provinsi Lampung yang dapat dijadikan sebagai obyek investasi di Provinsi Lampung. Komoditas-komoditas tersebut memiliki keunggulan dibandingkan dengan komoditas lainnya di tiap sektor potensi ekonomi masing-masing dan tersebar di hampir seluruh kabupaten/kota di ProvinsiLampung. Untuk pengembangannya, dapat diarahkan kepada kabupaten/kota yang telah disebutkan di kolom sebaran lokasi di atas, di mana kabupaten/kota tersebut memiliki potensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi lainnya dalam hal pengembangan komoditas unggulan, antara lain dari segi produksi, luas, maupun produktivitas.

          

      B.     Peluang Investasi

Secara umum daerah kabupaten/kota di Provinsi Lampung memiliki karakteristik wilayah yang hampir sama, namun pada masing-masing daerah kabupaten/kota di Provinsi Lampung memiliki karakteristik yang berbeda dan tidak dimiliki oleh wilayah daerah kabupaten/kota di Provinsi Lampung lainnya. Dalam rangka meningkatkan perekonomian di Provinsi Lampung perlu dilakukan identifikasi terhadap sebaran potensi wilayah pada daerah kabupaten/kota di Provinsi Lampung.

 

1)     Infrastuktur

Pembangunan Jalan Tol Terbanggi Besar -Bakauheni

Rencana pembangunan jalan tol di Lampung mulai merebak sejak tahun 2004. Tapi Pemprov Lampung baru mengekspose rencana rinci pembangunannya pada pertengahan tahun 2009. Sementara ini, ada dua ruas jalan tol yang akan dibangun. Keduanya ialah jalan tol Terbanggi Besar-Bakauheni sepanjang 145 kilometer, dan Babatan-Tegineneng sepanjang 50 kilometer. Alasan utama pemprov untuk membangun jalan bebas hambatan itu ialah semakin bertambahnya volume kendaraan yang melintas sehingga melebihi kapasitas jalan yang ada.

Gubernur Lampung Sjachroedin ZP ketika itu mengatakan, kemacetan parah terutama terjadi di daerah Terbanggi Besar sampai Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan. Tentunya, hal itu menyebabkan ekonomi biaya tinggi serta sering terjadi kecelakaan karena padatnya arus lalu lintas. Menurutnya, penyebab utama kemacetan tersebut ialah beban arus kendaraan yang melintas di Lampung sudah sebesar beban Provinsi Banten. Tapi bedanya, kondisi prasarana jalan di Sai Bumi Ruwa Jurai dan Banten berbeda.

Di provinsi tetangga itu sudah terdapat jalur kereta api yang baik maupun jalan tol. Sementara Lampung hanya memiliki ruas jalan kelas tiga. Karena itu, alternatif solusi bagi Lampung adalah mempercepat pembangunan jalan tol. Selain mengatasi kemacetan, jalan tol tersebut ditujukan untuk menyatukan jalan lintas Barat dengan Lintas Tengah, dan selanjutnya dengan Lintas Timur Sumatera di Lampung. Hal itu untuk mengurangi hambatan lalu lintas lokal terutama Bandar Lampung dan sekitarnya.

Jalan tol ini akan menjadi pintu gerbang perhubungan darat antara Pulau Jawa dengan Sumatera agar mobilisasi arus barang maupun penumpang dapat dipercepat. Tentunya ini juga akan menunjang rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda maupun peningkatan kapasitas Bandara Radin Inten II sebagai jalur penerbangan sipil internasional. Terkait pendanaan, jalan tol Terbanggi Besar-Bakauheni diestimasi menghabiskan Rp 4.091 triliun. Sebab, ruas jalan terdiri dari tiga ruas dan 12 seksi sepanjang 145 km. Sementara Babatan-Tegineneng diprediksi menelan biaya Rp 1,657 triliun.Rinciannya, Rp 1,335 triliun untuk konstruksi, Rp 195,5 miliar untuk pembebasan tanah, dan Rp 1,657 triliun untuk biaya desain serta supervisi. Dalam program rencananya, pembangunan kedua jalan tol ini diharapkan selesai selama 21 tahun pengerjaan, dan mulai beroperasi pada tahun 2032 mendatang.



Sumber :Profil Investasi Lampung

Gambar Peluang Investasi Pembangunan Jalan Tol Terbanggi Besar-Bakauheni

 

Pembangunan Jembatan Selat Sunda

Pembangunan Jembatan Selat Sunda bertujuan untuk memberikan solusi terbaik dalam menghubungkan akses transportasi Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera. MoU (nota kesepahaman) antara Pemerintah Provinsi Banten, Lampung, dan pemangku kepentingan sudah siap. Panjang jembatan ini mencapai 31 kilometer secara keseluruhan dengan lebar 60 meter. Jembatan ini juga direncanakan memiliki 2 x 2 lajur mobil, Double Track kereta api di tengah dengan ketinggian maksimum 70 meter dari permukaan air, dan 2 jalur jalan sepeda motor, serta didesain tahan terhadap gempa dan tsunami.

Realiasi pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS), bisa dipastikan akan membantu meningkatkanperekonomian Indonesia dan pemerataannya bisa terjadi antara perkembangan di Jawa dan Sumatera. Pemerintah menyiapkan anggaran sekitar Rp16 miliar-Rp20 miliar untuk menggarap feasibility study (FS) alias studi kelayakan pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS).Studi kelayakan itu mencakup kegiatan melengkapi data geoteknik serta perhitungan konstruksi jembatan. Pemerintah juga membuat desain dasar proyek yang diperkirakan menelan dana lebih dari Rp100 triliun. Pembangunan JSS akan mendorong pengembangan kawasan strategis dan infrastruktur Selat Sunda. JSS juga dinilai akan meningkatkan perekonomian Provinsi Lampung dan Provinsi Banten.



Sumber : Profil Investasi Lampung

Gambar Peluang Investasi Pembangunan Jembatan Selat Sunda


Pembangunan Terminal Agribisnis Lampung

Pemerintah Provinsi Lampung akan meresmikan operasi Terminal Agribisnis yang menjadi pusat niaga hasil hortikultura, peternakan, serta perikanan di Lampung dan sekitarnya. Pemprov Lampung telah mengundang Menteri Koordinator Bidang Perekonomian untuk meresmikan terminal agribisnis ini. Terminal agribisnis akan mulai dioperasikan akhir Februari 2013. Sebelum infrastruktur pendukung lainnnya selesai dibangun, bisnis di terminal harus mulai berjalan dan sejumlah bangunan yang sudah berdiri tidak disia-siakan. Terminal agribisnis tersebut multifungsi, bukan hanya produksi, tetapi juga rumah pengemasan dan pemasaran. Akan ada juga fasilitas cold storage, rumah potong hewan, perbankan, dan hotel. Di dalam terminal agribisnis itu juga akan dibangun bank-bank atau lembaga keuangan yang akan memfasilitasi pinjaman kredit lunak bagi para petani.

Pembangunan terminal yang diproyeksikan menjadi pusat pasar produk pertanian regional Sumatera Bagian Selatan ini akan disinergikan dengan megaproyek Jembatan Selat Sunda (JSS) sehingga lokasinya dipilih di Lampung Selatan. Pada tahap awal, terminal agribisnis ini dibangun di lahan seluas 25 hektar di Gayam, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan. Namun, dalam pengembangannya, luas total infrastruktur dan fasilitas terminal ini akan mencapai 500 ha. Pembangunan seluruh fasilitas dan infrastruktur Terminal Agribisnis Lampung itu membutuhkan investasi total Rp 1 trilun. Pembangunanya dibagi dalam tiga tahap dengan sumber dana dari APBD Lampung dan APBN serta melibatkan lembaga Japan International Cooperation Agencies (JICA) selaku konsultan.            

Selain memperpendek mata rantai distribusi produk hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan, yang bisa menguntungkan petani, keberadaan terminal itu diharapkan juga meningkatkan ekonomi daerah. Pemprov memfasilitasi agar produk pertanian dan perkebunan diolah di terminal agribisnis tersebut, sehingga memberi nilai tambah ke petani dan menyerap tenaga kerja. Keberadaan terminal ini juga mengurangi beban DKI Jakarta dalam pengolahan sampah. Kalangan petani di Provinsi Lampung menyambut positif pendirian Terminal Agribisnis Lampung. Terminal yang akan menjadi sentra pemasaran dan pengemasan produk hasil pertanian itu diharapkan mampu memutus petani dari jerat para tengkulak. Diharapkan pemerintah dan pihak terkait turut memfasilitasi bantuan permodalan, sehingga, mereka bisa benar-benar terbebas dari jerat rentenir atau tengkulak.




Sumber : Profil Investasi Lampung

Gambar Peluang Investasi Pembangunan Terminal Agribisnis Lampung


Pembangunan Bandara Radin Inten II

Bandara Radin Inten II dipastikan mulai diperluas tahun 2013. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah memastikan pembangunan terminal penumpang dan landasan pacu baru.Kemenhub sudah memberi kepastian akan membangun terminal penumpang dan runway atau landasan pacu untuk mendukung penerbangan internasional pada 2013. Sementara itu, landasan pacu yang lama rencananya tetap digunakan untuk jalur penerbangan domestik. Meskipun akan membangun terminal dan landasan yang baru, perluasan tetap dilakukan di sekitar bandara yang sekarang. Tidak dipindahkan ke lokasi yang lain. Sebagai langkah awal pembangunan itu, akan ada penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Gubernur Lampung dan Menteri Perhubungan. Pada MoU itu akan dituangkan tanggung jawab Pemprov dan Kemenhub pada pembangunan dan pengembangan bandara yang terletak di Branti, Lampung Selatan itu.

Isi perjanjian dalam MoU itu masih dibahas secara intensif antara Biro Hukum Pemprov dan Kemenhub. Setelah MoU itu, Kemenhub rencananya langsung memulai penyusunan masterplan dan detail engineering desain (DED). Mengenai keterlibatan Bakrie Group dan Angkasa Pura dalam pengembangan bandara masih ada kemungkinan karena Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. terbuka kepada siapa saja, baik pemerintah maupun swasta yang ingin terlibat dalam percepatan pembangunan bandara. Bandara Radin Inten II ke depannya terus diperluas hingga mencapai 206,57 ha. Sementara itu, saat ini luasnya baru 96 ha. Terminal keberangkatan rencananya dipindahkan ke seberang landasan pacu yang sekarang. Dalam membangun terminal baru ini, Pemprov akan menggandeng pihak swasta, salah satunya PT Bakrie Infrastruktur yang merupakan anak perusahaan dari Bakrie Group.

Pemprov Lampung dan Kemenhub juga akan memperluas ruang tunggu bandara untuk mengatasi banyaknya calon penumpang yang tidak kebagian tempat duduk saat menunggu jadwal keberangkatan pesawat. Pemprov telah menganggarkan perluasan ruang tunggu VIP bandara senilai Rp1,5 miliar. Sementara itu, ruang tunggu umum akan diperluas dengan anggaran dari Kementerian Perhubungan. Untuk ruang tunggu umum ini kemungkinan akan dibuat dua lantai di atas ruang tunggu yang sekarang seluas 500 meter persegi. Jika sudah selesai, ruang tunggu ini bisa menampung sekitar 700 sampai 800 orang. Dengan demikian, tidak ada penumpang yang tidak kebagian tempat duduk meskipun dalam kondisi padat.




Sumber : Profil Investasi Lampung

Gambar Peluang Investasi Pembangunan Bandara Radin Inten II Lampung



[1]] http://lampungpost.com/bandarlampung/28177-2013-bandara-radin-inten-ii-diperluas-.html


Pengembangan Kereta Api Lampung

Pemerintah Propinsi Lampung akan membangun jalur kereta api baru sepanjang 62 kilometer. Jalur baru itu akan menghubungkan sejumlah kabupaten dan kota di Lampung. Jalur rel kereta baru yang akan dibangun itu adalah jalur Metro - Terbanggi, Tegineneng - Pringsewu dan Kotabumi - Menggala. Pembangunan rel kereta api baru itu merupakan bagian dari proyek pembangunan rel kereta api Sumatera sepanjang 200 kilometer di Lampung. Jalur-jalur baru itu akan terhubung dengan jalur utama Bakauheni hingga Aceh.

Pembangunan jalur rel kereta api baru itu dapat memacu pertumbuhan ekonomi Lampung yang masih tertinggal dibanding propinsi lain di Sumatera. Dengan jalur itu, sentra pertanian yang selama ini terkendala transportasi bisa teratasi. Saat ini, Lampung hanya dilewati satu jalur rel kereta api yang menghubungkan Tarahan--Muara Enim Sumatera Selatan. Jalur itu setiap hari dilalui kereta pengangkut barang dan tiga kereta penumpang. Jalur itu memang diperuntukkan bagi kereta pengangkut barang terutama batubara milik Bukit Asam.

Rencana pengembangan Perkeretaapian Lampung yang telah tersusun dalam Master Plan Perkeretaapian Lampung sebagai berikut :

a.       Pengembangan Jalur Feeder Angkutan Kereta Api Perkotaan

                       1)      Trase Feeder Terbanggi Besar – Unit 2 Manggala

                       2)      Pengembangan Dry Port Terbanggi Besar Dan Dry Port Panjang

                       3)      Terminal Terpadu Rejosari

                       4)      Shorcut Rejosari – Tarahan

                       5)      Pengembangan Jalur Feeder Angkutan Kereta Api

                       6)      Proyek Trase Pringsewu – Rejosari – Tanjung Karang

                       7)      Proyek Trase Tegineneng – Metro

                       8)      Trase Rejosari – Bandar Lampung

b.      Pengembangan Jalur Kereta Api Menuju Bandara

                       1)      Pengembangan jalur kereta api menuju Bandara Radin Inten II

                       2)      Feeder Terbanggi Besar - Unit 2 Manggala

                       3)      Pengembangan Dry Port Terbanggi Besar Dan Dry Port Panjang Terminal Terpadu Rejosari

c.       Pengembangan Jalur Kereta Api Menuju Pelabuhan

                       1)      Pengembangan trase kereta api menuju Pelabuhan Panjang dan Pelabuhan Sebalang

                       2)      Pengembangan trase kereta api TUKS

Pengembangan Sarana Dan Prasarana Angkutan Batubara, Tanjung Enim – Lampung, PT. Bukit Asam – Transpasific Railways Infrastructure (Double Track)


Sumber : Profil Investasi Lampung
Gambar Peluang Investasi Pengembangan Kereta Api Lampung

Pembangunan Kotabaru Lampung

Pembangunan kawasan Kota Baru di Kabupaten Lampung Selatan, akan menempati lahan seluas 1.500 hektare (ha). Pembangunan pusat perkantoran pemerintah provinsi (pemprov) Lampung direncanakan akan selesai tahun ini dengan anggaran Rp 341 miliar. Pembangunan kawasan baru di Lampung, untuk mengantisipasi tingginya jumlah penduduk dan pesatnya pembangunan kota Bandar Lampung. Kawasan kota baru ini akan terintegrasi dengan pembangunan perluasan Bandara Radin Inten II Branti, sekitar 300 ha. Sehinggajalan menuju bandaraa saat ini hanya untuk cargo, sedangkan arus penumpang melalui jalur ke arah kota baru.

Pemprov Lampung tetap memprioritaskan pembangunan kota baru, dengan alokasi anggaran tahun ini sebesar Rp 341 miliar. Sebesar 22 persen anggaran di Dinas Pengairan dan Pemukiman Lampung tahun 2013 diperuntukkan untuk mendukung program kota baru.Dinas tersebut menganggarkan pembangunan kantor gubernur sebesar Rp 72 miliar, pembangunan gedung DPRD sebesar Rp 46 miliar, pembangunan Masjid Agung sebesar Rp 20 miliar.Pembangunan tugu selamat datang kota baru sebesar Rp 1 miliar, pembangunan pintu gerbang kota baru sebesar Rp 6 miliar, dan pembangunan balai adat kota baru sebesar Rp 1,5 miliar.[1]

Waktu pelaksanaan pembangunan tahap I diprioritaskan pada kawasan pusat pemerintahan dengan luas 395 Ha, diperkirakan diselesaikan dalam jangka waktu dari tahun 2010-2014. Penggunaan lahan pada pembangunan Kotabaru Lampung ini antara lain pusat pemerintahan seluas 395 Ha (32%) dengan rencana peruntukan perkantoran Pemprv Lampung, MUSPIDA, institusi lainnya; komersial seluas 416 Ha (35 %) direncanakan untuk pengembangan kawasan komersial dan bisnis, perumahan, sarana kesehatan, pendidikan, ibadah, dll; ruang terbuka seluas 400 Ha (33 %) dengan peruntukan taman, RTH, jalan, danau. Dampak yang akan terjadi dari pembangunan kotabaru ini antara lain meningkatnya PDRB akibat meningkatnya jumlah investasi pembangunan, dan penyerapan jumlah lapangan kerja berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.




Sumber : Profil Investasi Lampung

Gambar Peluang Investasi Pembangunan Kotabaru Lampung



Pusat Pendidikan Unggul dan Terpadu

Lokasi Gedung Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Unggul dan Terpadu Bertaraf Internasional terletak di Jalan Sulusuban-Anak Tuha No 02 Negara Bumi Ilir Kecamatan Anak Tuha Lampung Tengah dengan luas lokasi 20 hektar dari 100 hektar tanah yang tersedia. Rencana pengembangan pusat pendidikan unggul dan terpadu ini antara lain dalam jangka panjang pada kawasan ini akan dilengkapi dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan terintegrasi; melakukan kerjasama dengan berbagai pihak seperti dengan BPPT, PT. PLN (Persero), Perusahaan Pemerintah/Swasta, maupun lembaga lain dalam rangka kegiatan kurikuler dan pendayagunaan lulusan sekolah ini; disinergikan dengan Pengembangan Technopark dan program BPPT lainnya.

                Pembangunan/pengembangan pendidikan unggul dan terpadu di Provinsi Lampung merupakan salah satu progam unggulan daerah yang digagas oleh Gubernur Lampung (Sjachroedin Z.P). Tujuan didirikannya sekolah unggul dan terpadu di Provinsi Lampung guna menghasilkan lulusan SDM dari berbagai jenjang pendidikan yang berkualitas (berimtaq dan beriptek) dengan kompetensi holistik (utuh, multiple, intelligence) yang terukur yaitu kecerdasan intelektual (IQ), kecerdesan spiritual (SQ), kecerdasan emosional/sosial (ESQ), kecerdasan fisik/jasmani (PQ). Disamping itu dalam kerangka yang lebih makro untuk menyiapkan SDM berkualitas di daerah guna meningkatkan daya saing dalam persaingan global dan perdagangan bebas.

                SMK Negeri Unggul dan Terpadu Bertaraf Internasional Lampung Tengah telah beroperasi sejak tanggal 11 Juli 2011 dengan sistem boarding school. SMK Negeri Unggul dan Terpadu Bertaraf Internasional memiliki satu Kompetensi Keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) dengan konsentrasi dan muatan lokal bio teknologi (BioTek). Sarana prasarana yang terdapat di SMK Negeri Unggul dan Terpadu Bertaraf Internasional antara lain ruang kelas, ruang guru, ruang TU; laboratorium (IPA, Bahasa, Komputer); bengkel kerja dan unit produksi; asrama putra/putri dan perumahan guru; aula; mushola; medical center; sarana olahraga.




Sumber : Profil Investasi Lampung

Gambar Peluang Investasi Pusat Pendidikan Unggul dan Terpadu


2)     Perkebunan

Sektor tanaman perkebunan merupakan sektor yang paling dominan dalam menciptakan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif Provinsi Lampung, terutama berasal dari Kabupaten Tulang Bawang. Kabupaten Tulang Bawang merupakan satu-satunya daerah kabupaten/kota di Provinsi Lampung yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif  pada sektor tanaman perkebunan ini, sekaligus merupakan satu-satunya pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan yang memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif di wilayah Kabupaten Tulang Bawang.

Peluang investasi tanaman pangan di Provinsi Lampung terdiri dari karet dan kelapa sawit, kopi, kakao, kelapa, dan tebu. Peluang investasi karet dan kelapa sawit yaitu pengembangan komoditas perkebunan dengan sistem kemitraan, pembangunan industri pengolahan sawit, dan pengembangan industri hilir CPO. Peluang investasi kopi  yaitu industri pengolahan kopi menjadi beberapa produk kopi dan derivative lainnya. Peluang investasi kakao yaitu pengembangan perkebunan dengan sistem kemitraan dan pembangunan industri hilir biji kakao menjadi beberapa produk. Peluang investasi kelapa yaitu pembangunan industri pengolahan kelapa terpadu. Peluang investasi tebu yaitu pembangunan industri pengolahan dan pengembangan perkebunan dengan sistem kemitraan.



Sumber : Profil Investasi Lampung

Gambar Peluang Investasi Perkebunan Provinsi Lampung

 

3)     Pertanian Tanaman Pangan

Sektor tanaman pangan merupakan sektor yang berkesewasembadaan Provinsi Lampung pada tingkat nasional dapat menjadi keunggulan komparatif sekaligus kompetitif pada beberapa wilayah daerah kabupaten di Provinsi Lampung antara lain Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Way Kanan, dan Kabupaten Pringsewu. Peluang investasi tanaman pangan di Provinsi Lampung terdiri dari jagung dan ubi kayu. Peluang investasi tanaman pangan jagung yaitu industri pengolahan jagung terpadu dan pemanfaatan lahan pertanian dengan pola modern teknologi. Peluang investasi tanaman pangan ubi kayu yaitu pembangunan industri pengoalahan ubi kayu terpadu.

 

Pengolahan Pasca Panen Produk Singkong Untuk Tapioka dan Mocaf

Singkong (Manihot utilissima) disebut juga ubi kayu atau ketela pohon, merupakan bahan baku berbagai produk industri seperti industri makanan, farmasi, tekstil dan lain-lain. Sejak beberapa tahun terakhir, singkong mulai dilirik banyak kalangan, termasuk pengusaha. Singkong yang dianggap sebagai makanan orang desa itu menjadi pilihan untuk bahan aneka kue dan alternatif pengganti terigu impor seperti tapioka. Terlebih lagi ketika muncul teknologi modified cassava flour (mocaf) yang dikembangkan beberapa tahun terakhir ini.

Tingkat produksi singkong di Lampung terus meningkat dari tahun ke tahun, terutama di Kabupaten Lampung Timur. Produksi tepung tapioka di Kabupaten Lampung Timur juga meningkat, seiring dengan semakin banyaknya jumlah perusahaan pengolah singkong di daerah itu. Berbeda dengan tepung tapioka yang lebih sederhana pembuatannya, produksi tepung mocaf menggunakan fermentasi, sehingga aroma apek atau bau singkong nyaris tak ada lagi. Selain itu, tepung mocaf memiliki kekentalan dan elastisitas adonan yang tinggi sehingga dapat dijadikan bahan aneka makanan, kue (seperti brownies), hingga campuran pada produk mie. Kandungan karbohidratnya pun lebih tinggi. Oleh sebab itu, tepung Mocaf sebagai bahan alternatif pengganti terigu memiliki peluang yang cukup besar untuk dikembangkan pula di Lampung.


 



Sumber : Profil Investasi Lampung

Gambar Peluang Investasi Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Lampung

 

4)     Pengolahan Produksi Rumput Laut

Peluang investasi sektor perikanan di Provinsi Lampung terdiri dari rumput laut dan ikan kerapu. Peluang investasi rumput laut yaitu pengolahan pasca panen dan pemasaran produk dalam bentuk bahan jadi. Peluang investasi ikan kerapu yaitu budidaya ikan kerapu dengan sistem keramba jaring apung (KJA) dan teknologi pasca pengoalahan. Provinsi Lampung memiliki peluang ekonomi rumput laut yang besar, dengan perkiraan produksi sekitar satu juta ton rumput laut kering per tahun. Rumput laut (Eucheuma cottoni) di Lampung dapat dibudidayakan tidak hanya oleh pengusaha tetapi juga nelayan yang berada di kawasan pesisir Lampung.

Budidaya rumput laut di kawasan pesisir itu dapat menghasilkan devisa sekitar Rp 13 triliun per tahun. Luas potensial laut di Lampung sekitar 50.000 Ha dengan produksi rumput laut  mencapai 1.000.000 ton/tahun. Dengan demikian, devisa yang dihasilkan sekitar 1,5 miliar dolar atau Rp 13 triliun per tahun. Industri pengolahan ini diperkirakan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 400.000 orang.

 

Sumber : Profil Investasi Lampung

Gambar  Peluang Investasi Rumput Laut Provinsi Lampung

 

5)     Peternakan

Potensi Lampung sangat diuntungkan oleh letaknya yang berhadapan dengan Pulau Jawa sebagai pangsa pasar utama produksi peternakan. Untuk sumberdaya alam, secara teknis Lampung diperkirakan dapat menampung 1,4 juta satuan ternak, sedangkan yang di manfaatkan baru 20 %. Jenis ternak yang menjadi unggulan Lampung adalah sapi potong, kambing, dan ayam ras. Populasi ketiga ternak unggulan tersebut cukup bervariasi. Pengembangan sektor peternakan dapat disinergikan dengan ketersediaan pakan ternak yang berasal dari limbah-limbah nanas, tebu, dan jagung. Provinsi Lampung adalah pemasok sapi terbesar untuk wilayah Jawa dan Sumatera.

Alasan invstor berinvestasi peternakan di Provinsi Lampung antara lain :

 

 

Sumber : Profil Investasi Lampung

Gambar Peluang Investasi Peternakan Provinsi Lampung


6)     Pariwisata

Krakatau

Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara Pulau Jawa dan Sumatera terdiri dari Rakata, Sertung, Panjang, dan Anak Krakatau dengan total area 13.735 hektar. Letak krakatau berada dibawah administrasi Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan.

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan adalah sebuah taman nasional yang ditujukan untuk melindungi hutan hujan tropis Pulau Sumatera beserta kekayaan alam hayati yang dimilikinya. UNESCO menjadikan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan sebagai Warisan Dunia. Bukit Barisan Selatan dinyatakan sebagai Cagar Alam Suaka Margasatwa pada tahun 1935 dan menjadi Taman Nasional pada tahun 1982. Ukuran taman seluas 356.800 hektar.

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan terletak di ujung wilayah barat daya Sumatera. Tujuh puluh persen dari taman (249.552 hektar) termasuk dalam administrasi wilayah Lampung Barat dan Tanggamus. Bagian lainnya dari taman mencakup 74.822 hektar berada di wilayah Kaur Provinsi Bengkulu. Peranan Provinsi Sumatera Selatan juga sangat penting bagi tumpang tindih perbatasan taman dan perbatasan provinsi.

Taman Nasional Way Kambas

Taman Nasional Way Kambas terletak di bagian timur dari Kabupaten Lampung Timur dengan luas area sebesar 1.300 hektar. Sebagai tempat konservasi area, Way Kambas adalah tempat habitat gajah. Fasilitas yang tersedia di Taman Nasional Way Kambas antara lain Guest House, arena pertunjukan gajah, pedagang souvenir dan pondok sederhana.

Tanjung Setia

Tanjung Setia adalah tempat yang cocok untuk rekreasi pantai bagi pecinta olahraga selancar karena letaknya menghadap ke Samudera Hindia. Selama bulan April sampai Oktober banyak turis mancanegara datang untuk berselancar. Pantai Tanjung Setia merupakan salah satu pantai di dunia yang mempunyai ombak yang tinggi dan tepat untuk berselancar. Letaknya 273 km dari Kota Bandar Lampung dan berada di Krui Lampung Barat membuat suasana semakin terjaga keasriannya.

Pulau Sebesi dan Sebuku

Pulau Sebuku merupakan tempat yang tepat untuk berobservasi melihat aktivitas Anak Gunung Krakatau. Pulau Sebuku lebih dikenal sebagai tempat berburu yang terletak diantara Pulau Sebesi dan Pulau Canti. Pulau Sebuku mempunyai fasilitas seperti Gues House dan Cottage. Sebuku Lunik adalah pantai dengan pasirnya yang putih.

Pantai Kiluan

Teluk Kiluan adalah sebuah pantai kecil yang berada disebelah Desa Negeri Kiluan, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus. Pantai ini terkenal dengan lumba-lumbanya yang sering menampakkan diri. Pantai ini masih sangat asri sehingga dapat menjadi tempat eko wisata dimana kura-kura bertelur di pasir yang putih. Pengunjung dapat menikmati keindahan bawah laut dengan menyelam, berselancar dan berperahu melihat lumba-lumba.

Danau Ranau

Danau Ranau merupakan danau tersebar kedua di Sumatera setelah Danua Toba. Terletak di Desa Lumbuk Sukau yaitu 31 km dari Kota Liwa Kabupaten Lampung Barat. Luas Danau Ranau ini 44 sq km dikelilingi oleh Gunung Seminung dengan suhu udara 200C. Diujung danau ini terdapat resort Seminung Lumbok.

Menara Siger

Monumen Menara Siger adalah ikon yang berdiri megah diatas pegunungan di Lampung Selatan. Desain menara ini terinspirasi dari Siger yang merupakan mahkota yang dipakai oleh pengantin wanita Lampung yang mempunyai sembilan lekukan. Desainnya juga diambil dari ornamen Lampung Paguk baik sebelah kiri maupun kanan diambil adalah desain perahu tradisional Lampung. Dipuncaknya terdapat payung berwarna merah, kuning dan putih sebagai tingkat kehormatan. Berlantai lima dengan tinggi 32 meter dan panjangnya 50 meter serta dalamnya 10 meter.          


Gambar Peluang Investasi Pariwisata Provinsi Lampung