A.           Potensi Komoditas Unggulan dan Lokasi Pengembangannya

                 Untuk berinvestasi dalam pengembangan komoditas unggulan di Provinsi Sumatera Selatan, maka perlu diketahui komoditas apa yang memiliki prospek cerah untuk dikembangkan dan di daerah mana pengembangannya sesuai untuk dilakukan. Untuk itu, berikut ini adalah tabel potensi komoditas unggulan beserta dengan lokasi pengembangannya di Provinsi Sumatera Selatan:

 

Tabel Potensi Komoditas Unggulan dan Lokasi Pengembangannya di Provinsi Sumatera Selatan

No

Sektor

Komoditas Unggulan

Nilai LQ

Sebaran Lokasi

Keterangan

Penentuan Komoditas Unggulan

1

Pertanian Tanaman Pangan

Padi

1.55

Kabupaten Muara Enim, Musi Banyuasin, Musi Rawas

Tinjauan RTRW

2

Pertanian Buah-buahan

Melon

6.75

Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Musi BanyuasinKabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Hasil LQ

Duku

3.04

Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Musi Banyuasin

Nanas

2.66

Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Banyuasin

Sawo

2.2

Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Musi Banyuasin

Durian

1.61

Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Lahat

Sukun

1.48

Kota Prabumulih, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Musi Rawas

Jambu Air

1.14

 Kabupaten Ogan Ilir. Kabupaten Lahat, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Pisang

1.1

 Kabupaten Musi Rawas, Kota Prabumulih, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

3

Perkebunan

Karet

7.29

 Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Lahat, Kabupaten Banyuasin

Hasil LQ

Kopi

4.86

 Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kota Pagar Alam, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

4

Pertanian Sayuran

Cabe Rawit

4.29

Kabupaten Lahat, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Muara Enim

Hasil LQ

Terung

2.25

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Muara Enim

Ketimun

2.00

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Muara Enim

Kangkung

1.92

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Muara Enim

Bayam

1.84

Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Jamur

1.31

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kabupaten Musi Banyuasin

Cabe Besar

1.21

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Musi Banyuasin

5

Perikanan

Perikanan Laut

53.07

 Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Ogan Komering Ilir

Hasil LQ

Perairan Umum 

8.33

 Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Ogan Komering Ilir

Budidaya kolam

1.82

 Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Lahat, Kota Lubuklinggau

Budidaya tambak

1.71

 Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Musi Banyuasin, Kota Palembang

6

Peternakan

Ayam Petelur

2.36

Kabupaten Banyuasin, Kota Palembang, Kabupaten Muara Enim

Hasil LQ

Ayam Buras

1.03

Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Musi Rawas

Itik

1.02

Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Kerbau

1.01

Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kabupaten Lahat

7

Kehutanan

Hutan Produksi Tetap

1.75

Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Musi Rawas

Hasil LQ

Hutan Wisata Suaka Alam

1.04

Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Musi Rawas

8

Industri dan Perdagangan

Industri Logam dan Jasa Industri

6.96

 -

Hasil LQ

Industri Kimia dan Bahan Bangunan

2.3

 -

9

Pertambangan

Batubara

12.07

 Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat

Hasil LQ

Sumber: Hasil Analisis, 2013

 

                Dari tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa terdapat sebanyak 24 komoditas unggulan di Provinsi Sumatera Selatan yang dapat dijadikan sebagai obyek investasi di Provinsi Sumatera Selatan. Komoditas-komoditas tersebut memiliki keunggulan dibandingkan dengan komoditas lainnya di tiap sektor potensi ekonomi masing-masing dan tersebar di hampir seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan. Untuk pengembangannya, dapat diarahkan kepada kabupaten/kota yang telah disebutkan di kolom sebaran lokasi di atas, di mana kabupaten/kota tersebut memiliki potensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi lainnya dalam hal pengembangan komoditas unggulan, antara lain dari segi produksi, luas, maupun produktivitas.

 

B.           Peluang Investasi

Terdapat 3 bidang potensi ekonomi yang menawarkan peluang investasi bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di Provinsi Sumatera Selatan. Berikut adalah peluang investasi di Provinsi Sumatera Selatan:

 

1)     Bidang Pangan

Pengembangan Industri Pengolahan Beras/Padi

Dari total produksi padi Sumatera Selatan tahun 2005 sebesar 2.320.110 ton gabah kering giling (GKG), kontribusi terbesar diperoleh dari lahan sawah yaitu 2.148.182 ton GKG (92,6%). Sumatera Selatan tergolong wilayah surplus beras sebanyak 484.088 ton.

Dengan optimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya lahan yang tersedia secara keseluruhan melalui upaya peningkatan pelayanan jaringan irigasi dan rawa, penggunaan agroinput, peningkatan kemampuan petani mengakses modal perbankan dan pengembangan penggunaan alat mesin pertanian, maka ke depan Sumatera Selatan mampu meningkatkan produksi padi hingga 5 juta ton GKG atau setara beras 3 juta ton beras.

Hal ini sangat tergantung kepada modal petani, investasi serta perbaikan infrastruktur jaringan irigasi dan drainase. Kesemuanya itu memerlukan dukungan dana yang cukup besar yakni mencapai Rp 3,3 Triliun. Pertambahan produksi ini akan membuka kesempatan berusaha baru dan menambah pendapatan petani. Kegiatan ini sejalan dengan tujuan pem-erintah untuk meningkatkan pendapatan, memperluas lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan.

 

Pengembangan Industri Pengolahan dan Pengemasan Hasil Buah-Buahan (durian, pisang, dukuh)

Luas panen, rata-rata produksi per hektar, dan produksi tanaman buah-buahan menurut komoditas di Provinsi Sumatra Selatan pada tahun 2009 disajikan pada Tabel 131. Hasil buah-buahan merupakan potensi bidang pangan yang dapat dikembangkan di Sumatera Selatan.

 

Pengembangan Industri Pengolahan Tebu

Komoditas tebu merupakan salah satu potensi pangan di Sumatera Selatan terutama di Kabupatean Ogan Ilir dan Kabupaten Ogan Komering Ilir seperti disajikan pada Gambar 83 di bawah ini. Luas lahan di Kabupaten Ogan Ilir yang telah digunakan untuk perkebunan tebu adalah 13.481 Ha dan di Kabupaten Ogan Komering Ilir seluas 12.479 Ha.

 

Pengembangan Budidaya Perikanan Air Tawar Dan Pengolahannya

Produksi perikanan air tawar di Sumatera Selatan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Produk pangan ini merupakan potensi yang dapat ditawarkan kepada investor untuk menanamkan investasinya di Sumatera Selatan.

 

Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit

Jumlah perkebunan besar sawit di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2009 mencapai 190 buah. Data tersebut menunjukkan pengembangan kelapa sawit di Sumatera Selatan yang sangat potensial bagi investor untuk menanamkan modalnya pada sektor pangan ini.

 

Tabel Potensi Pangan Provinsi Sumatera Selatan

KOMODITAS

PRODUKSI 2011(Ton)

PERMINTAAN

Padi

 3.384.670 Ton

34Juta Ton(nasional)

Karet

1.545.230 Ton

26,9 Million  Metric Tons (global)

Kelapa sawit

2.481.090 Ton

·       51,150 Juta Ton (global)

·       6,5 Ton Milion (nasional)

Kopi

152.257 Ton

270.000Ton(nasional)

Kelapa

67.382,07 Ton

600.000Ton/ tahun

Tebu

21.539 Ton

5,10 Juta Ton / tahun (nasional)

2.500 Ton / bulan (lokal / sumsel)

Perikanan

386.210 Ton

38kg/kapita/ tahun(nasional)

Sumber : Paparan Investasi Sumsel 2012

 


Gambar Potensi Pangan

 

2)     Bidang Pertambangan dan Energi

Pembangunan PLTU Batubara Mulut Tambang HVDC

Batu bara Sumatera Selatan, 62 % didominasi oleh batu bara jenis lignit (high moisture and low heating value) yang cocok untuk kebutuhan PLTU Mulut Tambang. Saat ini pemakaian batu bara untuk industri dan rumah tangga masih terus dikembangkan, dan diperkirakan di masa mendatang pemanfaatan batu bara akan berkembang sehingga dengan dikenalnya teknologi pengembangan batu bara (UBC dan Liquefaction), berkembangnya pengguna briket, dan semakin mahalnya harga BBM.

           Salah satu prioritas  Pembangunan Sumatera Selatan sebagai Lumbung Energi Nasional, adalah pemanfaatan potensi energi batu bara terutama berkalori rendah. Ada empat alasan mengapa batu bara menjadi kebijakan energi daerah Sumatera Selatan yaitu:

 

  1. Dengan cadangan batu bara mencapai 22,24 milyar ton, produksi nasional diprediksi mencapai 300 juta ton pada tahun 2025. Sedangkan saat ini tingkat produksi Sumatera Selatan baru mencapai 10 juta ton, sehingga mempunyai peluang besar untuk meningkatkan produksinya menjadi 50 juta ton perbtahun untuk waktu lebih dari 400 tahun.
  2. Batu bara telah ditetapkan sebagai sumber energi alternatif pengganti BBM hingga mencapai 33% komposisi energy mix nasional pada tahun 2025.
  3. Batu bara mempunyai keunggulan dibanding energi lain, yaitu dapat digunakan langsung dalam bentuk padat atau diproses menjadi cair.

 

Harga jual batu bara sampai saat ini masih kompetitif dibanding dengan sumber energi lain.

 

Pembangunan Bahan Bakar Nabati

Sejak tahun 2010, PT. Pertamina (Persero) secara perlahan sudah berencana mengimplementasikan penggunaan biofuel atau bahan bakar nabati sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar fosil yang kian hari kian menipis. Manajemen Pertamina menargetkan pada tahun tersebut sekitar 20 SPBU yang ada di Palembang dan 115 SPBU yang ada di Sumatra Selatan sudah mengimplementasikan penggunaan biofuel.

Menurut pihak Pertamina, biosolar adalah yang akan digunakan sebagai pengganti solar. Bahan bakar fosil tersebut sudah tidak dapat diperbaharui dibutuhkan alternatif biofuel yang dapat diperbaharui. Pertimbangannya, daripada bahan bakar fosil, biofuel adalah sumber energi yang bisa diperbaharui dan berkelanjutan, juga salah satu dari sedikit teknologi yang menggantikan penggunaan bahan bakar minyak untuk transportasi.

Adapun bahan baku untuk sumber biofuel tersebut adalah sawit (palm), jarak (jatropha), sorgum, jagung, tebu,dan singkong (casava). Sumber biofuel ini dapat diperbaharui dan suplai dapat disediakan sesuai yang dibutuhkan sehingga secara teori jumlahnya tidak terbatas dan aman.

 

Pengembangan Galian C (batu bara, Tanah liat, batu Kapur, Pasir, andesit)

Sumatera Selatan memiliki potensi alam yang cukup banyak dengan cadangan yang masih belum dikelola dan menuggu kedatangan para investor untuk mengelolanya. Saat ini beberapa peluang investasi yang diprioritaskan untuk ditawarkan adalah :

 

Minyak Bumi

Potensi minyak bumi di Sumatera Selatan mempunyai cadangan 5.034.082 MSTB Produksi ekploitasi pertamina dan mitranya selama 1998 – 2002 baru rata-rata 3.718.720 barrel per hari.

 

Gas Alam

Cadangan gas alam yang ditemukan di kabupaten Musi Banyuasin, Lahat, Musi Rawas dan Ogan Komering Ilir mencapai 7.238 BSCF. Produksi ekploitasi 4 tahun terakhir baru rata-rata 2.247.124 MMSCF. Gas alam ini dapat dijadikan bahan pembangkit tenaga listik, produk plastik dan pupuk.

 

Batu Bara

Cadangan batubara di Sumatera Selatan 18,13 milyar ton. Lokasi batubara terdapat di kabupaten Muara Enim, Lahat, Musi Banyuasin dan Musi Rawas. Mutu cadangan batubara pada umumnya berjenis lignit dengan kandungan kalori antara 4800-5400 Kcal/kg.

Cadangan batubara tersebut baru dikelola PT Bukit Asam dam dan PT Bukit Kendi pada lokasi Kabupaten Muara Enim. ;Sedangkan cadangan sebanyak 13,07 Milyar Ton belum dikelola sama sekali.

 

Pembangkit Tenaga Listrik

Daya tampung saat ini 411,975 KW. Saat ini PLN masih defisit lebih kurang ;90 Mega Watts. Kebutuhan setiap tahun meningkat. Diprediksi tahun 2012 defisit PLN di Sumatera Selatan akan mencapai 291,91 Mega Watt.

Potensi sumberdaya energi Sumatera Selatan seperti minyak bumi, gas bumi, batu bara dan panas bumi  tersebar dan berlimpah merupakan modal dasar dalam mewujudkan Sumatera Selatan sebagai Lumbung Energi khususnya melalui Pembangunan Ketenagalistrikan dan penyediaan energi bahan bakar dan industri.

Pembangunan ketenagalistrikan di Sumatera Selatan melalui Pembangunan Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Listrik Tenaga Uap (PLTU) di mulut tambang dengan bahan bakar batu bara nilai kalori rendah yang potensinya berlimpah akan menjawab kelangkaan listrik di Jawa dan Sumatera yang saat ini dalam kondisi kritis selain untuk kebutuhan ekspor ke Malaysia dan pengembangan pemanfaatan BBG untuk industri, komersial dan rumah tangga serta transportasi yang relatif banyak.

 

Tabel Potensi Tambang Provinsi Sumatera Selatan

KOMODITAS

CADANGAN

PRODUKSI 2011(Ton)

Batubara

22,24MiliarTon, (48,45% Nasional)

20Juta Ton/Tahun

Gas Alam

19.149 BSCF (6,29 % Nasional)

2.247.124 MMSCF

Minyak Bumi

812.960 MTSB(0,88 % Nasional)

25,407RibuBarel/Tahun

Coal Bed Methane (CBM)

183 TCF

1,2 MMSCF

Panas Bumi (Geothermal

1.911 MW

 

Sumber :Paparan Investasi Sumsel 2012

 


Gambar Potensi Tambang

 

3)     Bidang Infrastruktur

Rencana Pembangunan Monorail

Proyek ini akan menghubungkan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin IIdan pusat kota disesuaikan dengan Jembatan Ampera. Proyek ini bertujuan untuk menyediakan berbagai alternatif angkutan umum. Palembang Monorail ini akan menghubungkan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II sampai pusat kota Palembang dengan panjang 13 km dan biaya investasi sebesar 1,1 Trilyun

 

Gambar Rencana Pembangunan Monorail Palembang

 

Rencana Pengembangan Trans Sumatera

Koridor trans Sumatera diperpanjang dari Bakauheni sampai ke Banda Aceh, sepanjang pantai timur Sumatera. Total panjang mencapai 1.980 km. Menghubungkan 8 kota-kota besar (pusat aktivitas nasional), 5 bandara, 6 pelabuhan dan rel kereta di Sumatera Selatan, Lampung dan Sumatera Utara.

 

Pembangunan Jalan Tol Palembang-Indralaya

Pembangunan jalan Tol Patunglaya (Palembang Betung Indralaya) sepanjang 73,6 km dengan lebar jalan 47,5 km akan dilaksanakan dengan pola BOT selama 35 tahun. Pembangunan jalan tol tersebut diperkirakan membutuhkan investasi sebesar US$105 juta yang dialokasikan untuk pembebasan lahan sebesar US$ 6 juta dan pembangunan kontruksi fisik jalan tol sebesar US$ 99 juta.

 

Pembangunan Jaringan Kereta Api Tanjung Enim-Baturaja

Pemerintah merencanakan untuk membangun sarana transportasi menggunakan kereta api di dua wilayah penghasil batubara tersebut untuk memudahkan pengangkutan batubara keluar dari wilayah produksi untuk tujuan ekspor maupun domestik. Untuk wilayah Sumatera, akan dibangun jalur lintasan kereta api yang menghubungkan Tanjung Enim ke Baturaja-Tarahan.

 

Pembangunan Jaringan Kereta Api Lahat-Kertapati

Palembang memiliki Stasiun Kertapati yang terletak di tepi sungai Ogan, Kertapati. Stasiun ini menghubungkan wilayah Palembang dengan Bandar Lampung, Tanjung Enim, Lahat, dan Lubuklinggau. Untuk pengembangan pelayanan perkereta-apian ini, akan dibangun pula jalur yang menghubungkan stasiun ini dengan wilayah Lahat.

Proyek pembangunan ini berupa rel kereta api angkutan batubara disertai coal treminal dan akan melewati tiga kabupaten, yaitu Tanjung Enim, Lahat, dan Banyuasin. Waktu pengerjaan pembangunan rel kereta api direncanakan akan memakan waktu selama 36 – 40 bulan dan dapat digunakan pada tahun 2013. Melalui pembangunan jalur kereta dan coal terminal ini akan membuka sekitar 100 ribu lapangan kerja.

 

Pembangunan Terminal Multi Moda Karya, Palembang

Proyek Terminal Multi Moda Karya Jaya di Kota Palembang merupakan proyek  yang mengintegrasikan beberapa moda transportasi, yang terdiri dari Angkutan Kereta Api (antara Kota Palembang dengan Kota Lampung, Lubuk Linggau dan Pelabuhan Laut Tanjung Api-api), Angkutan Air/Bus Air di Sungai Musi dan Angkutan Bus Kota (dalam dan luar kota). Selain itu, Terminal Multi Moda Palembang juga akan dilengkapi dengan gudang kargo dan kompleks pertokoan.

 

Pembangunan Jalan Tol & kawasan Terpadu Patunglaya

Pembangunan jalan Tol Patunglaya (Palembang Betung Indralaya) sepanjang 73,6 km dengan lebar jalan 47,5 km akan dilaksanakan dengan pola BOT selama 35 tahun. Pembangunan jalan tol tersebut diperkirakan membutuhkan investasi sebesar US$105 juta yang dialokasikan untuk pembebasan lahan sebesar US$ 6 juta dan pembangunan kontruksi fisik jalan tol sebesar US$ 99 juta.

 

Pengembangan Pelabuhan Tanjung Api-Api Pengembangan Jalur Kereta Api Stasiun Simpang-Tanjung Api-Api

Pembangunan Pelabuhan Tanjung Api-Api di Provinsi Sumatera Selatan dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan pelabuhan baru untuk menggantikan peranan Pelabuhan Boom Baru yang saat ini dinilai memiliki sejumlah permasalahan seperti :

  1. Jarak ke ambang luar/muara relatif jauh (± 60 mil = 108 km).
  2. Kedalaman alur sangat tergantung dengan pasang surut.
  3. Hanya dapat dilayari selama 6 jam per hari (ketika pasang naik) oleh kapal yang memiliki draft < 7 m dan kapasitas <10.000 GT (Gross Tonage).
  4. Sedimentasi sangat tinggi ± 2,5 juta m3 per tahun, sehingga membutuhkan dana 30 milyar per tahun untuk pengerukan demi tercapainya kedalaman-6 MLWS (Meter Lower Water Spring).
  5. Sulit dilakukan pengembangan karena lokasi pelabuhan berada di pemukiman penduduk dan adanya situs bersejarah, selain itu kolam pelabuhan sulit diperluas karena terbatas oleh lebar sungai.
  6. Alternatif pengganti Pelabuhan Boom Baru hanya ada di Kawasan Tanjung Api Api (tidak ada alternatif wilayah lain).
  7. Pelabuhan Boom Baru sulit untuk dijadikan pelabuhan utama di Sumatera Selatan yang berfungsi sebagai “outlet-inlet” hasil produksi komoditas strategis/andalan Sumatera Selatan : Migas, batu bara, karet, minyak CPO, Pupuk, semen, kayu olahan, pulp, pertanian serta produk lainnya.

 

Pembangunan pelabuhan ini akan meliputi pembangunan dermaga, gudang, pelabuhan container, serta fasilitas-fasilitas yang ada di lingkungan pelabuhan. Pembangunan pelabuhan Tanjung Api-Api meliputi pelabuhan laut dan pelabuhan penyeberangan dengan luas area 122 Ha dan biaya investasi Rp 8,00 triliun.

Alternatif lahan untuk pelabuhan Tanjung Api-Api, yaitu (a) alternatif-1 di lahan yang sudah mendapatkan persetujuan Menteri Kehutanan seluas 600 ha dan (b) di atas lahan reklamasi seluas ± 2.250 ha.

Pembangunan Jaringan Rel Kereta Api Lintas Stasiun Simpang – Tanjung Api-Api Provinsi Sumatera Selatan, sepanjang sekitar 87 km.

 


Gambar Rencana Pengembangan Tanjung Api-Api

 

Pengembangan Jembatan Musi III

Pembangunan Jembatan Musi III sudah harus dilaksanakan sebab keberadaan Jembatan Ampera dan Musi II sudah tidak mampu lagi menopang arus lalu lintas dari dua arah, yakni dari Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Selain tiu, pembangunan Jembatan Musi 3 sendiri sangat penting bagi pertumbuhan perekonomian Sumsel. Proyek pembangunan Jembatan Musi III ini akan segera diwujudkan pada tahun 2012. Dana pembangunan merupakan pinjaman dari pemerintah China sebesar Rp 1 triliun. Pembangunan jembatan tersebut mendapat dukungan penuh dari DPRD Sumsel Dapil I wilayah Palembang.

 


Gambar Rencana Pengembangan Jembatan Musi III

 

Pembangunan Objek-Objek Wisata

Sumatera Selatan dikenal dengan sebutan Bumi Sriwijaya memiliki banyak tempat bersejarah yang menarik untuk dijadikan obyek wisata. Beberapa tempat wisata yang terdapat di sini adalah:

  1. Benteng Kuto Besak: terletak di pusat kota Palembang di pinggir sungai Musi.
  2. Danau Ranau: terletak di Desa Banding Agung Kabupaten OKU Selatan yang mempunyai panorama sangat indah.
  3. Gunung Dempo: terletak di kota Pagaralam.
  4. Danau Ranau: berlokasi di daerah Banding Agung, sekitar 125 km dari Baturaja ibu kota dari Kabupaten OKU.
  5. Danau Raya: berlokasi di dekat desa Karang Anyar di daerah Muara Rupit, sekitar 80 km dari Lubuk Linggau.
  6. Goa Putri: terletak di pinggir desa Padang Bindu, Kecamatan Pengadonan sekitar 35 Km dari Baturaja.

 

Air Terjun Curug Tenang: air terjun ini merupakan air terjun tertinggi di Sumatera Selatan, lokasinya di dekat desa Bedegung di Tanjung Agung sekitar 60 km dari Kabupaten Muara Enim.

 

Pembangunan Rumah Sakit Internasional di Palembang

Corporate Social Responsibility (CSR) Grup Lippo bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumetara Selatan untuk mendirikan Rumah Sakit Internasional Siloam di Palembang, Sumatera Selatan. Rumah sakit ini rencananya akan dibangun di atas Lapangan Parkir Bumi Sriwijaya yang diapit Jalan POM IX Palembang dan Jalan Angkatan 45, tepatnya di pojok kanan depan lapangan parkir undermall di kawasan Kampus POM IX Palembang.