Provinsi Kepulauan Riau terletak antara 0o29’ Lintang Selatan dan 04o40’ Lintang Utara serta antara 103o22’ Bujur Timur sampai dengan 109o4’ Bujur Timur. Sejak tahun 2008, Provinsi Kepulauan Riau terbagi menjadi 5 Kabupaten dan 2 Kota, yaitu Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan, Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga, Kabupaten Kepulauan Anambas serta Kota Batam dan Kota Tanjungpinang. Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu provinsi bahari di Republik Indonesia. Provinsi Kepulauan Riau dikelilingi laut dan daratannya terdiri dari banyak gugusan pulau. Berdasarkan hasil identifikasi Bakosurtanal, tercatat 394 pulau berpenghuni sedangkan 1.401 lainnya belum berpenghuni. Gugusan pulau besar dan kecil tersebar di seluruh wilayah provinsi, Lingga tercatat memiliki jumlah pulau terbanyak yaitu 531 pulau dimana 455 pulau belum dihuni dan sebanyak 76 pulau telah dihuni. Sementara hanya 9 pulau di Kota Tanjungpinang dengan 2 pulau sudah berpenghuni.
Beberapa pulau di Provinsi Kepulauan Riau berukuran relatif besar. Pulau Bintan adalah salah satu diantaranya dimana terdapat kedudukan Ibukota Provinsi, Tanjungpinang. Selain itu ada juga Pulau Batam yang merupakan Pusat Pengembangan Industri dan Perdagangan, dengan Pulau Rempang dan Galang (Barelang) sebagai kawasan perluasan wilayah industri Batam. Selanjutnya adalah Pulau Karimun dan Pulau Kundur yang menjadi pusat perekono-mian hampir sebagian besar masyarakat Kabupaten Karimun. Lalu ada juga Pulau Lingga di Kabupaten Lingga. Kemudian Pulau Natuna serta gugusan Kepulauan Anambas yang merupakan lokasi kegiatan pengembangan mega proyek gas alam cair.
Sebagai salah satu provinsi yang berada di daerah perbatasan negara yang berbatasan langsung dengan beberapa negara ASEAN, Provinsi Kepulauan Riau memiliki posisi yang sangat strategis. Selain itu Kepulauan Riau pun juga berbatasan langsung dengan beberapa provinsi lainnya di Indonesia Batas-batas wilayah tersebut meliputi:
Dengan kondisi tersebut, tentunya memerlukan penanganan khusus terkait dengan otoritas batas wilayah daerah, terutama yang berbatasan langsung dengan negara lain. Luas wilayah Provinsi Kepulauan Riau adalah 251.810,71 Km2. Namun sebagai daerah kepulauan, luas lautan yang dimiliki Provinsi Kepulauan Riau sekitar 95,79 persen atau seluas 241.215,30 Km2. Sedangkan sisanya sebesar 4,21 persen atau seluas 10.595,41 Km2 adalah daratan. Kabupaten Karimun memiliki daratan terbesar dengan persentase sebesar 27,12 persen dari luas daratan Provinsi Kepulauan Riau atau seluas 2.873,20 Km2, diikuti Lingga 19,99 persen (2.117,72 Km2) dan Bintan sebesar 18,36 persen (1.946,13 Km2). Kota Batam dan Kota Tanjungpinang hanya memiliki persentase luas masing-masing sebesar 7,27 persen (770,27 Km2) dan 2,26 persen (239,20 Km2), namun merupakan sentra kegiatan hampir seluruh perekonomian di Kepulauan Riau. Bahkan Batam merupakan pusat perindustrian berskala international. Selanjutnya adalah Kabupaten Natuna yang luasnya 19,43 persen (2.058,45 Km2) dan Kabupaten Kepulauan Anambas dengan luas sekitar 5,57 persen (590,14 Km2).
Tabel Luas Daratan Provinsi Kepulauan Riau
Kabupaten/Kota |
Luas Wilayah (km2) |
Karimun |
1524 |
Bitan |
1739.44 |
Natuna |
2814.26 |
Lingga |
2117.72 |
Kepulauan Anambas |
590.14 |
Batam |
1570.35 |
Tanjungpinang |
239.5 |
Jumlah |
10595.41 |
Sumber: Provinsi Kepulauan Riau Dalam Angka Tahun 2012
A.Topografi
Pulau-pualau yang tersebar di Kepulauan Riua pada umumnya merupakan sisa-sisa erosi atau peletusan dari daratan pratersier yang membentang dari semananjung malaysia sampai Pualau Bangka dan Belitung. Pada gugusan beberapa paulau kondisi daratannya berbukit-bukit dan landai dibagian pantainya, dengan ketinggian rata-rata 2 sampai 5 meter dari permukaan laut.
Selain digambarkan dengan bentangan pulau-pulau, relief dan topografi Kepulauan Riau juga di gambarkan dengan bentangan pegunungan yang terdapat di bebrapa pulau. Gunung tertinggi yaitu Gunung Daik berada di Kabupaten Lingga dengan ketinggian mencapai 1.272 m. Selain Gunung Daik, Kabupaten Lingga juga memiliki empat gunung lain yang tingginya antara 343 meter sampai dengan 800 meter. Kabupaten Natuna merupakan kabupaten lain yang memiliki beberapa gunung dengan Gunung Ranai sebagai gunung tertinggi yang mancapai ketinggian 959 meter dan Gunung Kute sebagai gunung terendah dengan ketinggian mencapai 232 meter.
B. Iklim
Iklim di Provinsi Kepualauan Riau sangat dipengaruhi oleh kondisi angin sehingga secara umum membuat wilayah ini beriklim laut tropis basah. Terdapat musim kemarau dan musinm hujan yang diselingi oleh musim pancaroba, dengan suhu rata-rata terendah yang teracatat di stasiun Tanjungpinang sebesar 26,80C dan suhu rata-rata tertinggi tercatat di stasiun Tarempa sebesar 30,90C. Kelembaban udara rata-rata di Kepulaun Riau anatara 76% samapai 85,2%.
Sebagai daerah kepulauan, curah hujan yang terjadi sepanjang tahun 2011 di Provinsi ini cukup beragam. Kisaran curah hujan dalam setahun tertinggi tercatat di stasiun Tanjungpinang sebesar 3.283,4 mm dan stasiun Batam mencatat kisaran 2.052,8 mm.seadangkan jumlah hari hujan banyak terjadi di Tanjungpinang sebanyak 226 hari dan stasiun Terampat mencatat jumlah hari hujan yaitu 170 hari sepanjang tahun 2011.
Curah Hujan, Hari Hujan dan Suhu Udara
Lokasi |
Curah Hujan (mm) |
Suhu (Celcius) |
Rata-rata Kelembaban Udara |
Karimun |
238.3 |
27.5 |
85.9 |
Bintan |
|||
Natuna |
198.9 |
27.0 |
88.3 |
Lingga |
232.4 |
27.1 |
81.3 |
Kepulauan Anambas |
228.6 |
30.9 |
89.5 |
Batam |
244.1 |
27.6 |
82.2 |
Tanjungpinang |
324.4 |
26.8 |
85.6 |
Sumber: Provinsi Kepulauan Riau Dalam Angka Tahun 2012
C. Jenis Tanah
Iklim Daratan Provinsi Kepulauan Riau menurut penelitian Zwieryeki pada tahun 1919 hingga tahun 1929, dapat dikatakan sebagai tanah tua. Konstruksi dari formasi jenis tanah alluvium (endapan) yang berasal dari zaman Quarter sampai dengan zaman Recen membentang ke utara sampai dengan daerahdaerah pantai. Jenis tanah tersebut terdapat di daerah-daerah pantai Provinsi Kepulauan Riau sampai dengan pertengahan daratan yang berformasi sebagai daratan muda (yang kini merupakan wilayah Provinsi Riau).
D. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di wilayah Kepulauan Riau didominasi oleh semak belukar seluas 214.926,54 Ha dan pertanian lahan kering seluas 118.554,56 Ha. Tabel berikut menunjukkan luas penggunaan lahan di Kepulauan Riau.
Tabel Penggunaan Lahan Provinsi Kepulauan Riau
No |
Penutupan Lahan |
Luas (Ha) |
1 |
Hutan Primer |
1.724,81 |
2 |
Hutan Sekunder |
182.980,3 |
3 |
Hutan Mangrove Primer |
14.000,77 |
4 |
Hutan Rawa Primer |
4.924,55 |
5 |
Hutan Tanaman |
2.677,34 |
6 |
Semak Belukar |
214.926,54 |
7 |
Perkebunan |
16.831,27 |
8 |
Pemukiman/Lahan Terbangun |
24.153,72 |
9 |
Tanah Terbuka |
29.707,42 |
10 |
Semak Belukar Rawa |
294,49 |
11 |
Awan |
32.908,6 |
12 |
Rumput |
584,82 |
13 |
Tubuh Air |
4.336,21 |
14 |
Air/Danau |
2.797,99 |
15 |
Hutan Mangrove Sekunder/Bekas Tebangan |
50.989,58 |
16 |
Hutan Rawa Sekunder/Bekas Tebangan |
26.208,28 |
17 |
Semak Belukar Rawa |
30.055,09 |
18 |
Pertanian Lahan Kering |
49.125,65 |
19 |
Pertanian Lahan Kering Campur Semak |
118.554,56 |
20 |
Sawah/Persawahan |
21,75 |
21 |
Tambak |
475,07 |
22 |
Bandara/Pelabuhan |
867,23 |
23 |
Pertambangan/Tambang |
7.497,58 |
24 |
Rawa |
9.693,75 |
Persentase Penggunaan Lahan Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau