Jumlah penduduk di Provinsi Aceh berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2011 sebanyak 4.597.308 jiwa, terdiri atas 2.300.441 jiwa lakilaki dan 2.968.967 jiwa perempuan. Kepadatan penduduk di Provinsi Aceh tahun 2011 mencapai 81 orang/km2. Namun, penduduk yang menyebar di dua puluh tiga kabupaten/kota berbeda kepadatannya antar daerah. Daerah terpadat adalah Kota Banda Aceh yang rata-rata per kilometer wilayahnya dihuni oleh sekitar 4.069 jiwa. Lalu Kota Lhokseumawe dan Kota Langsa masing-masing 1.141 jiwa/km2 dan 749 jiwa/km2. Sebaliknya, daerah yang paling jarang penduduknya yaitu hanya 14 jiwa/km2 adalah Kabupaten Gayo Lues.

 Persebaran Penduduk merupakan masalah kependudukan yang rumit, karena persebaran penduduk akan berimbas kepada permasalahan ekonomi dan sosial. Persebaran penduduk yang merata memberi dampak positif kepada pertumbuhan ekonomi, sedangkan persebaran penduduk yang timpang dapat memberikan masalah baik sosial maupun ekonomi pada daerah tersebut. Untuk itu persebaran penduduk yang tidak merata hendaknya dipecahkan secara berhati-hati. Sebab bukannya tidak mungkin program pemerataan penduduk yang sedianya ditujukan untuk pemerataan pembangunan dan kesejahteraan rakyat, menjadi berbalik menyengsarakan rakyat dan menimbulkan kerawanan sosial.

 

Tabel Luas Wilayah, Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut  Kab/Kota Administrasi 2012

Lokasi

Total

Luas Wilayah (km2)

Kepadatan

Simeulue

82521

1827.35

45.16

Aceh Singkil

104856

1858.03

56.43

Aceh Selatan

206881

4176.59

49.53

Aceh Tenggara

183108

4169.63

43.91

Aceh Timur

368728

5427.09

67.94

Aceh Tengah

179546

4454.04

40.31

Aceh Barat

177532

2758.72

64.35

Aceh Besar

359464

2902.56

123.84

Pi d i e

387787

3169.24

122.36

Bireuen

398201

1796.31

221.68

Aceh Utara

541878

2694.66

201.09

Aceh Barat Daya

128922

1882.05

68.50

Gayo Lues

81382

5549.91

14.66

Aceh Tamiang

257681

2119.73

121.56

Nagan Raya

142861

3544.91

40.30

Aceh Jaya

78540

3877.25

20.26

Bener Meriah

125076

1904.01

65.69

Pidie Jaya

136000

947.95

143.47

Banda Aceh

228562

56.17

4069.11

Sabang

31355

122.09

256.82

Langsa

152355

203.41

749.00

Lhokseumawe

175082

153.44

1141.05

Subulussalam

68990

1175.71

58.68

Total

4597308

56770.85

7785.72

Sumber: Provinsi Aceh dalam angka 2012

 

                Penduduk yang ada di Provinsi Aceh memiliki total 4,597,308 jiwa. Jumlah penduduk terbesar yaitu berada pada Kabupaten Aceh Utara dengan jumlah 541878 jiwa. jumlah penduduk paling sedikit berada pada Kabupaten Sabang sebesar sebesar 31355jiwa.

 

Gambar Prosentase Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh

 

Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam berturutturut/ tidak terputus selama seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk kegiatan pekerja tidak dibayar yang membantu dalam suatu usah atau kegiatan ekonomi. Tahun 2011 terdapat sebanyak 1.852.473 orang penduduk Aceh yang berusia 15 tahun keatas yang bekerja, dengan jumlah angkatan kerja sebanyak 2.001.259 orang dan pengangguran sebanyak 148.786 orang, sedangkan yang mengurus rumah tangga berjumlah 597.730 orang dan yang sekolah 345.831 orang. Jika dilihat dari lapangan pekerjaan, maka sektor pertanian masih merupakan sektor yang memberikan porsi paling besar dalam penyerapan tenaga kerja yakni 48,49 persen, diikuti oleh sektor jasa (19,36 persen), dan perdagangan (16,15 persen), sisanya sektor industri pengolahan (3,91 persen) dan lainnya (12,08 persen). Dari uraian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa sektor pertanian masih menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat.

Menurut tingkat pendidikan dapat dilihat bahwa persentase terbesar penduduk yang bekerja tamatan SMA/sederajat ke atas adalah sebesar 40,33 persen dengan rincian tamat SMA/sederajat sebesar 28,05 persen dan Diploma/Perguruan Tinggi sebesar 12,28 persen, sedangkan persentase penduduk yang bekerja dengan pendidikan SMP/sederajat ke bawah sebesar 59,67 persen dengan komposisi terbesar pada tamat SD/sederajat sebesar 23,26 persen dan tamat SMP/sederajat sebesar 21,28 persen. Dari sisi gender dapat di amati, jumlah angkatan kerja Provinsi Aceh 2011 adalah 2.001.259 orang, dengan komposisi 1.251.527 orang adalah laki-laki dan 749.732 orang perempuan. Untuk jumlah tenaga kerja perempuan mengalami peningkatan 18.485 orang atau 2,53 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah angkatan kerja pun mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, tercatat terjadi kenaikan jumlah angkatan kerja sebanyak 62.740 orang atau naik 3,24 persen dari 2010.

 

Tabel Penduduk Berusia 15 Tahun ke atas menurut Pendidikan Tertinggi 2012

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Bekerja

Pengangguran

Mengurus rumah tangga

lainnya

Tidak/Belum pernah sekolah

50169

1084

37437

26803

Tidak/ Belum Tamat SD

230013

7875

98442

40638

Sekolah Dasar

431306

15257

147851

41168

SLTP Umum

393900

32065

140528

36217

SLTA Umum

519684

74366

157281

41411

Diploma I/II/III/Akademi/Universitas

227401

18139

16191

6474

Total

1,852,473

148786

597730

192711

Sumber: Provinsi Aceh dalam angka 2012

 

                Sebagian besar penduduk yang berusia diatas 15 tahun memiliki pekerjaan antara lain dalam bidang pertanian, industri pengolahan, perdagangan, jasa, dan lainnya. pekerjaan yang paling besar yaitu dalam bidang pertanian sebesar 34,59%. dan yang paling sedikit yaitu dalam bidang pengangkutan dan komunikasi sebesar 1,23%.


Gambar Prosentase Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan Provinsi Aceh

 

Tiga masalah ketenagakerjaan yang menjadi perhatian pemerintah adalah perluasan lapangan kerja, peningkatan kemampuan dan keterampilan tenaga kerja, serta perlindungan tenaga kerja. Kondisi keamanan dan kenyamanan berusaha serta kemampuan daya beli masyarakat yang tinggi akan memperluas usaha dan dengan sendirinya memperluas lapangan kerja sehingga pengangguran berkurang. Penduduk yang berpendidikan dan terampil akan meningkatkan kualitas tenaga kerja, serta hubungan yang baik antara pengusaha dan tenaga kerja akan melindungi hak-hak tenaga kerja. Kondisi keamanan yang semakin baik di Provinsi Aceh, akan membantu meningkatkan pertumbuhan perluasan lapangan usaha. Sehingga dengan demikian pengusaha merasa aman untuk menanamkan modalnya. Hal ini mengakibatkan akan bertambahnya lapangan pekerjaan dan jenis lapangan pekerjaan yang bervariasi.

Penduduk tidak hanya terus menggantungkan nasibnya bekerja di sektor formal, tapi juga bisa memperoleh pekerjaan di sektor lainnya. Hendaknya pihak-pihak terkait dan yang peduli pada masalah ketenagakerjaan melakukan sosialisasi pada penduduk terutama yang akan masuk usia kerja tentang ketenagakerjaan. Tampaknya perlu sosialisasi yang terus menerus kepada masyarakat bahwa bekerja bukan hanya mencari pekerjaan dan menjadi karyawan atau buruh pada orang lain atau lembaga, tetapi juga berusaha sendiri dan menciptakan lapangan kerja bagi orang lain.

Jika dilihat dari persentase penduduk berumur 15 Tahun ke atas yang bekerja menurut Jenis Pekerjaan, maka dapat diketahui 33,48 persen penduduk berusaha sebagai buruh/karyawan/pegawai, 22,38 persen berusaha dengan dibantu buruh dibayar/buruh tidak dibayar. Sebanyak 19,32 persen bekerja sendiri, sedangkan pekerja keluarga sebanyak 18,52 persen.

 

Tabel Penduduk Berusia 15 Tahun ke atas menurut Lapangan Pekerjaan 2012

Status dalam Pekerjaan Utama

Lapangan Kerja

Pertanian

Industri pengolahan

perdagangan

jasa

lainnya

Berusaha sendiri tanpa dibantu orang lain

158836

19265

112211

26906

40725

Berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar

256384

10379

52580

2701

2678

Berusahan dengan buruh tetap

27096

5550

24128

8509

24498

Buruh/Karyawan/Pegawai

99839

24643

57041

309070

129649

Pekerjaan Bebas di pertanian

75983

0

0

0

0

Pekerjaan Bebas di non pertanian

0

3930

2503

9246

25037

Pekerja tak dibayar

280087

8742

50720

2272

1265

Total

898,225

72,509

299,183

358704

223,85

       Sumber: Provinsi Aceh dalam angka 2012

 

Dilihat dari sisi kebudayaannya, Aceh memiliki budaya yang unik dan beraneka ragam. Kebudayaan Aceh ini banyak dipengaruhi oleh budaya-budaya melayu, karena letak Aceh yang strategis karena merupakan jalur perdagangan maka masuklah kebudayaan Timur Tengah. Beberapa budaya yang ada sekarang adalah hasil dari akulturasi antara budaya melayu, Timur Tengah dan Aceh sendiri. Suku bangsa yang mendiami Aceh merupakan keturunan orang-orang melayu dan Timur Tengah hal ini menyebabkan wajah-wajah orang Aceh berbeda dengan orang Indonesia yang berada di lain wilayah. Sistem kemasyarakatan suku bangsa Aceh, mata pencaharian sebagian besar masyarakat Aceh adalah bertani namun tidak sedikit juga yang berdagang. Sistem kekerabatan masyarakat Aceh mengenal Wali, Karong dan Kaom yang merupakan bagian dari sistem kekerabatan.

 Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam terdiri atas sembilan suku, yaitu Aceh (mayoritas), Tamiang (Kabupaten Aceh Timur Bagian Timur), Alas (Kabupaten Aceh Tenggara), Aneuk Jamee (Aceh Selatan), Naeuk Laot, Semeulu dan Sinabang (Kabupaten Semeulue). Masing-masing suku mempunyai budaya, bahasa dan pola pikir masing-masing.

          Bahasa yang umum digunakan adalah Bahasa Aceh. Di dalamnya terdapat beberapa dialek lokal, seperti Aceh Rayeuk, dialek Pidie dan dialek Aceh Utara. Sedangkan untuk Bahasa Gayo dikenal dialek Gayo Lut, Gayo Deret dan Gayo Lues. Di sana hidup adat istiadat Melayu, yang mengatur segala kegiatan dan tingkah laku warga masyarakat bersendikan hukum syariat Islam. Penerapan syariat Islam di provinsi ini bukanlah hal yang baru. Jauh sebelum Republik Indonesia berdiri, tepatnya sejak masa kesultanan, syariat Islam sudah meresap ke dalam diri masyarakat Aceh.

 


Sumber : http://www.bandaacehtourism.com

Gambar Keanekaragaman Seni budaya Provinsi Aceh

 Keanekaragaman seni dan budaya menjadikan provinsi ini mempunyai daya tarik tersendiri. Dalam seni sastra, provinsi ini memiliki 80 cerita rakyat yang terdapat dalam Bahasa Aceh, Bahasa Gayo, Aneuk Jame, Tamiang dan Semelue. Bentuk sastra lainnya adalah puisi yang dikenal dengan hikayat. Seni tari Aceh juga mempunyai keistimewaan dan keunikan tersendiri, dengan ciri-ciri antara lain pada mulanya hanya dilakukan dalam upacara-upacara tertentu yang bersifat ritual bukan tontonan, kombinasinya serasi antara tari, musik dan sastra, ditarikan secara massal dengan arena yang terbatas, pengulangan gerakan monoton dalam pola gerak yang sederhana dan dilakukan secara berulang-ulang, serta waktu penyajian relatif panjang. Tari-tarian yang ada antara lain Seudati, Saman, Rampak, Rapai, dan Rapai Geleng. Dalam bidang seni rupa, Rumoh Aceh merupakan karya arsitektur yang dibakukan sesuai dengan tuntutan budaya waktu itu. Karya seni rupa lain adalah seni ukir yang berciri kaligrafi. Senjata khas Aceh adalah rencong. Pada dasarnya perpaduan kebudayaan antara mengolah besi (metalurgi) dengan seni penempaan dan bentuk. Jenis rencong yang paling terkenal adalah siwah.[1]

 


Sumber : http://alfireza94.blogspot.com/2012/10/5-budaya-yang-mendunia.html

Gambar Seni budaya Tari Saman Provinsi Aceh

 



[1]http://www.indonesia.go.id/in/pemerintah-daerah/provinsi-nanggroe-aceh-darussalam/sosial-budaya diakses tanggal 29 April 2013