A.     Potensi Komoditas Unggulan dan Lokasi Pengembangannya

          Untuk berinvestasi dalam pengembangan komoditas unggulan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, maka perlu diketahui komoditas apa yang memiliki prospek cerah untuk dikembangkan dan di daerah mana pengembangannya sesuai untuk dilakukan. Untuk itu, berikut ini adalah tabel potensi komoditas unggulan beserta dengan lokasi pengembangannya di Provinsi Nusa Tenggara Barat:

 

Tabel Potensi Komoditas Unggulan dan Lokasi Pengembangannya di Provinsi Nusa Tenggara Barat

No

Sektor

Komoditas Unggulan

Nilai LQ

Sebaran Lokasi

KeteranganPenentuan Komoditas Unggulan

1

 

 

Pertanian Tanaman Pangan

Kacang Hijau

5.94

Kabupaten B i m a, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Dompu

Hasil LQ

Kacang Kedelai

4.14

Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa

Kacang tanah

2.20

Kota Bima, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Timur

Padi

1.26

Kota Mataram, Kabupaten B i m a, Kabupaten Sumbawa Barat

Jagung

1.04

Kabupaten Lombok Timur, Kota Mataram, Kabupaten B i m a

2

Pertanian Buah-buahan

Melon

21.42

Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kota Bima

Hasil LQ

sirsak

12.91

Kota Mataram, Kabupaten B i m a, Kabupaten Lombok Timur

Nangka

5.02

Kabupaten S u m b a w a, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah

Sawo

3.83

Kabupaten S u m b a w a, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten B i m a

jambu biji

3.82

Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten B i m a, Kabupaten S u m b a w a

Mangga

2.67

Kabupaten S u m b a w a, Kabupaten B i m a, Kabupaten Lombok Tengah

Jeruk Besar

1.58

Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten B i m a, Kabupaten Lombok Tengah

jambu air

1.56

Kabupaten D o m p u, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten B i m a

manggis

1.28

Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten S u m b a w a

3

Pertanian Sayuran

Bawang Putih

25.39

Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten B i m a

Hasil LQ

Bawang Merah

4.74

Kota Mataram, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten B i m a

Tomat

1.92

Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten B i m a

Cabe Rawit

1.79

Kota Mataram, Kabupaten B i m a, Kabupaten Sumbawa

4

Perkebunan

Tembakau Rakyat

9.33

Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu

Hasil LQ

Kopi

2.19

Kabupaten B i m a, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Lombok Barat

5

Perikanan

Perikanan Laut

1.14

Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu

Hasil LQ

6

Peternakan

Kuda

29.53

Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu, Kabupaten Sumbawa Barat

Hasil LQ

Kerbau

18.28

Kabupaten Sumbawa, Kabupaten B i m a, Kabupaten Dompu

Sapi potong

8.91

Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten B i m a

Kambing

5.59

Kabupaten B i m a, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Tengah

Ayam Buras

2.67

Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Barat

Itik

2.07

Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kota Bima

Babi

1.04

Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Lombok Utara

7

 

Industri dan Perdagangan

Industri Pengolahan Tembakau

5.85

Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Timur

Kabupaten Sumbawa Barat

Hasil LQ

Industri Pengolahan Batu Apung

2.29

8

Pertambangan

Emas

2.08

Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Sumbawa Barat, K abupaten Bima

Hasil LQ

Sumber: Hasil Analisis, 2013

 

         Dari tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa terdapat sebanyak 33 komoditas unggulan di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dapat dijadikan sebagai obyek investasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Komoditas-komoditas tersebut memiliki keunggulan dibandingkan dengan komoditas lainnya di tiap sektor potensi ekonomi masing-masing dan tersebar di hampir seluruh kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Untuk pengembangannya, dapat diarahkan kepada kabupaten/kota yang telah disebutkan di kolom sebaran lokasi di atas, di mana kabupaten/kota tersebut memiliki potensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi lainnya dalam hal pengembangan komoditas unggulan, antara lain dari segi produksi, luas, maupun produktivitas.

 

B.       Peluang Investasi

Terdapat 6 sektor potensi ekonomi yang menawarkan peluang investasi bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Berikut adalah peluang investasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat :

 

1.       Pariwisata

Potensi pariwisata merupakan sektor unggulan dan telah dikembangkan menjadi 15 kawasan pengembangan yang memiliki karakteristik dan keindahan yang berbeda-beda. Kawasan tersebut dibagi menjadi 9 kawasan di Pulau Lombok dan 6 kawasan di Pulau Sumbawa.

 

Tabel  Pembagian Kawasan berpotensi Pariwisata Nusa Tenggara Barat

Pembagian Pulau

Kawasan

Keterangan

Pulau Lombok

Kawasan Sire dan Kawasan Senggigi

Memiliki luas 1.805,6 Ha, dengan ketersediaan fasilitas berupa hotel-hotel berbintang dan keindahan pantainya yang khas

Kawasan Suranadi

Memiliki luas 96,7 Ha merupakan daerah sejuk dengan nuansa religius yang kental

Kawasan Gili Gede

Memiliki luas 3.278 ha

Kawasan Kuta, Seger, A’an

Memiliki luas 2.590 Ha, hamparan pasir putih  yang mengundang kekaguman setiap wisatawan yang mengunjunginya

Kawasan Selong Belanak

Memiliki luas 480 ha, bibir pantai samudera Indonesia merupakan andalan kawasan ini

Kawasan Gunung Rinjani

Memiliki luas 17.100 Ha. Daerah pegunungan yang memiliki panorama indah dengan danau segara anak serta sumber air panas yang sangat menarik

Kawasan Kelompok Kepulauan Gili Indah

Memiliki luas 650 ha dengan keindahan pantai dan alam bawah laut yang khas

Kawasan Gili Sular

Memiliki luas 1.317 Ha yang memiliki keindahan sama dengan kawasan gili-gili yang lain

Kawasan Dusun Sade/Desa Tradisional Rembitan

Memiliki luas 3,5 Ha merupakan cagar budaya sasak (lombok)dengan keunikan tersendiri, bentukan arsitektur kuno yang tetap dipertahankan sampai saat ini

Pulau Sumbawa

Kawasan Pulau Moyo

Memiliki luas 12.250 ha dengan fasilitas hotel berbintang taman laut dan taman berburu nasional yang cukup menantang

Kawasan Maluk

Memiliki luas 376 ha dengan pantai menghadap samudera Indonesia yang cocok untuk surfing

Kawasan Pantai Hu’u

Seluas 2.756, merupakan pantai yang sering digunakan untuk selancar tingkat nasional maupun internasional

Kawasan Sape

Memiliki luas 203 ha, merupakan kawasan pelabuhan yang menghubungkan Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dan Pulau Komodo, dan juga sebagai sentra perikanan NTB

Kawasan Teluk Bima

Memiliki luas 201 Ha merupakan kawasan yang tenang yang dapat dikembangkan berbagai kegiatan kelautan seperti marine sport, akomodasi dan lain-lain

Kawasan Gunung Tambora

Memiliki luas 2.526 ha dengan ke khasan tersendiri sebagai pusat madu alam , gunung berapi dan onjek wisata.

Sumber : Provil Investasi Nusa Tenggara Barat 2012

 

        Disamping kawasan-kawasan tersebut Provinsi Nusa Tenggara Barat juga memiliki banyak objek wisata budaya dan seni yang tersebar hampir merata di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang sampai saat ini masih terpelihara dengan baik berupa peninggalan sejarah, kesenian daerah, dan budidaya tradisional. Dengan cukup banyakknya potensi pariwisata potensi tersebut membuka peluang investasi sebagai berikut :

 


Sumber : http://wisata.tokobunganusantara.com/nusa-tenggara-barat/html diakses tanggal 1 juni 2013

Gambar Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat

 

2.        Peternakan

Sektor Peternakan khususnya sapi diproyeksikan akan mengalami kemajuan yang signifikan dengan dicadangkannya program Bumi Sejuta Sapi oleh Gubernur NTB pada tanggal 17 Desember 2008. Program ini meliputi target strategis dalam jangka waktu 10 thun (2008-2018). Sumber  daya NTB sangat mendukung untuk pengembangan peternakan sapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tampung untuk pengembangan ternak ruminansia mencapai 1.370.258 ST (Satuan Ternak) atau Animal Unit (AU) atau setara dengan 1.781.335 ekor. Saat ini pemanfaatannyabaru sekitar 679.231 AU yang setara 883.001 ekor atau sebesar 49,5%. ini berarti masih ada peluang pengembangan sebesar 51,5% atau 691.027 AU yang setara dengan 898.334 ekor.

Potensi lahan pengembangan ternak di NTB berupa hamparan padang rumput/alang-alang yang tersebar di seluruh Kabupaten. Berdasarkan perhitungan kesediaan pakan ternak oleh Dinas Peternakan Provinsi NTB bahwa Wilayah NTB memiliki kapasitas tampung ternak besar dan kecil sekitar 1.370.258 satuan ternak. yang sudah dimanfaatkan sebesar 679.231 satuan ternak, berarti potensi dan peluang pengembangan ternak cukup besar yaitu 691.027 satuan ternak.

Kondisi alam NTB cocok untuk berbagai jenis sapi. mulai dari sapi ras Bali, Hissar, Simental, Berangus, Limousin, Firisian Holstein dan sapi-sapi hasil persilangan. Prospek pengembangan sapi NTB sangat menjanjikan ditunjang populasi yang besar, ketersediaan lahan dan pakan ternak, budidaya masyarakat dan potensi pasar yang masih terbuka baik lokal dan luar daerah. Tingkat pertumbuhan rata-rata tiap tahun sapi NTB mencapai 7,53%

Sumber daya NTB sangat mendukung untuk mengembangakan perternakan sapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tampung untuk pengembangan ternak ruminansia mencapai 1.370.258 (Satuan Ternak) atau Animal Unit (AU) atau setara dengan 1.781.335 ekor. saat ini pemanfaatannya baru 679231 AU yang setara 883.001 ekor atau sebesar 49,5%. Ini berarti ada peluang pengembangan sebesar 51,5 persen atau 691.027 AU yang setara dengan 898.334 ekor.. Secara terperinci kapasitas tampung wilayah secara pengembangan sapi di NTB sebagai berikut :

 

Tabel Potensi Pengembangan Sapi Provinsi Nusa Tenggara Barat

Wilayah

Potensi lahan pakan (Ha)

Daya tampung ternak (AU)

Potensi sudah terpakai (AU)

Peluang pengembangan sapi

(AU)

Ekor

Pulau Lombok

296.283

444.425

273.817

183.026

237.934

Pulau Sumbawa

754.512

1.131.771

405.414

726.356

944.263

NTB

1.050.796

1.576.196

679.231

909.382

1.187.197

Sumber : Provil Investasi Nusa Tenggara Barat 2012

 

Investasi usaha peternakan di wilayah NTB sangat menjanjikan, hal ini ditunjang ketersediaan populasi ternak, sapi bibit dan bakalan, lahan dan pakan ternak, sosial budaya masyarakat dan permintaan masyarakat yang terus meningkat baik lokal maupun antar daerah.

Investasi di bidang peternakan sapi memiliki kelayakan secara teknis, ekonomis dan menguntungkan. Jenis usaha peternakan sapi yang dijadikan alternatif investasi oleh masyarakat/swasta adalah :

Usaha ternak sapi memiliki peluang pasar yang sangat luas dan kondusif, baik pemasaran lokal maupun pemasaran keluar NTB. Pada tahun 2010 volume pemasaran sapi keluar antar daerah 18.844 ekor terdiri dari sapi bibit 7.131 ekor dan sapi potong 11.713 ekor. Daerah pemasaran sapi bibit NTB meliputi 14 Provinsi antara lain Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Silawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Jambi, Aceh, Bangka Belitung, dan Papua. Sedangkan wilayah pemasaran sapi potong mencakup Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, DKI Jakarta, Banten, dan Jawas Barat.

 


Sumber : Profil Investasi Nusa Tenggara Barat 2012

Gambar  PeternakanSapi Provinsi Nusa Tenggara Barat


3.         Pertanian tanaman pangan dan Holtikultura

Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu dari 5 (lima) provinsi di Indonesia yang pernah menyandang sebagai Daerah stok pangan nasional pada tahun 2010 mencapai 371,8 ribu ton. Beberapa komoditi pangan dan holtikultura cukup berpotensi untuk dikembangkan adalah : jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, bawang merah, cabe, mangga, pisang dan nanas.

Perda NTB telah mencanangkan Program Satu Juta Ton jagung (PROSTA Jagung) hingga tahun 2011 dengan peningkatan produktivitas melalui peningkatan luas panen dan perbaikan teknologi budidaya. Pada tahun 2011 luas panen jagung di NTB 89.307 ha. Total produksi 456.916 ton dengan produktivitas 51,16 kw/ha. Sebagian besar dari luas panen tersebut berada pada Kabupaten Sumbawa.

Pengembanggan Agribisnis jagung di NTB didukung oleh pola usaha kemitraan antara petani dan dengan pengusaha yang berhasill dari subsistem hulu dan hilir. Dengan kemitraan antar pihak, maka diharapkan terbangunnya hubungan sinergis antara subsistem agribisnis.

Peluang pasar dalam pengembanganagribisnis jagung di NTB dapat diuraikan sebagai berikut :

 


Sumber : Profil Investasi Nusa Tenggara Barat 2012

Gambar  Perkebunan Jagung Provinsi Nusa Tenggara Barat

 

4.         Kelautan dan Perikanan

Potensi dan peluang sektor kelautan dan perikanan di NTB sangat cerah, mengingat wilayah yang terdiri dari 2 (dua) pulau besar dan pulau kecil memiliki perairan yang potensial dan belum tercemar sehingga sangat cocok untuk usaha mutiara, rumput laut, udang, cakalang, dan tuna, ikan kerapu, teripang, kepiting dan bandeng. Di samping itu perairan zone Ekonomi Eksekutif di sekitar pulau-pulau di NTB memiliki perikanan pelagis yang cukup baik untuk penangkapan tuna, cakalang, hiu, udang, bandeng, lemuru, kakap dan sebagainya. Potensi pengembangan budidaya perikanan khususnya untuk pengembangan budidaya perikanan lauit di Provinsi NTB sebagai berikut :

 

Rumput Laut

          Peluang Usaha pengembangan Rumput laut mempunyai prospek cukup baik, tersedianya potensi lahan untuk budidaya dan pasar/tujuan ke negara Belanda, Amerika dan Hong Kong. Jenis rumput laut yang dikembangkan masih terbatas pada jenis Eucheuma (cottonii dan spinosum).

         Luas lautan NTB mencapai 29 ribu kilometer persegi/sekitar 59,13% dari luas wilayah NTB. Berdasarkan data statistik Dinas Kelautan dan Perikanan, potensi areal budidaya rumput laut di NTB mencapai 22,8 ribu hektar dengan produksi setiap tahunnya kurang lebih 765 juta ton kering.

 

Tabel Potensi Sektor Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat

Komoditi

Potensi (Ha)

Sudah Dimanfaatkan

Belum Dimanfaatkan

Lokasi

Rumput laut

12,425

10.417,59

200,41

Pulau Lombok dan Sumbawa

Mutiara

3.025

1.550

1.475

Pulau Lombok, Sumbawa, Dompu dan Bima

Kerapu

7.466,98

373,35

7093,63

Pulau Lombok, Sumbawa, Dompu dan Bima

Sumber : Provil Investasi Nusa Tenggara Barat 2012

 

        Pemasaran rumput laut Eucheuma (cottonii dan spinosum) dari NTB cukup prospektif. Untuk segmen pasar cina misalnya, 70% kebutuhan akan bahan baku industri pengolahan rumput laut di negeri tirai bambu tersebut masih impor dari Indonesia. Perkiraan mencapai 123 ribu ton keringpada tahun 2012. Belum lagi untuk kebutuhan negara-negara lannya seperti Filipina, Jepang, Amerika, dan Uni Eropa.

 

Mutiara

Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu penghasil mutiara yang cukup luas dikenal oleh masyarakat Indonesia pengagum mutiara. Mutiara mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi serta mempunyaipeluang investasi yang sangat baik dan dapat di budidayakan di semua Kabupaten di NTB. Areal Perikanan yang memungkinkan untuk budidaya mutiara sebagian besar terdapat di perairan selat dan teluk-teluk dengan kedalaman 20-100 meter.

 


Sumber : Profil Investasi Nusa Tenggara Barat 2012

Gambar Budidaya Mutiara Provinsi Nusa Tenggara Barat

 

Ikan Kerapu

Pengembangan ikan Kerapu masih dalam investasi yang bersyaka kecil/ diusahakan dengan cara penangkapannya diperairan lautdan dengan cara budidaya. Ikan kerapu merupakan komoditi yang disukai masyarakat dunia dikarenakan mempunyai jaringan pasar meliputi lokal (Jawa, Bali, dan dalam daerah sendiri), dan ekspor Singapura, Hong Kong, Jepang, dan Taiwan.

 

Kepiting

Budidaya Kepiting di NTBbelum banyak dikembangkan sedangkan faktor pendukung banyak tersedia dan dapat dilakukan di areal pertambakan tradisional dengan sistem polikultur maupun monokultur.

 

Tuna dan Cakalang

          Potensi ikan Tuna dan Cakalang di perairan selatan NTB, Samudera Hindia (ZEE) 34.990 ton merupakan peluang bagi penangkapan karena pengelolaannya masih terbatas. Pemerintah Daerah telah menyediakan sarana pendukung operasional berupa Pusat Pendaratan Ikan (PPI) yaitu PPI Soro Adu, PI Sape dan PPI Tanjung Luar dan sarana pendukung lainnya untuk kegiatan penangkapan.

 

Udang

Potensi budidaya udang merupakan prospek yang bagus karena didukung olehperairan laut yang bersih dan tidak tercemar limbah Industrial maupun kegiatan perekonomian lainnya. Jaringan, pasar dalam Negeri (Jawa, Bali dan dalam daerah sendiri) luar Negeri (Jepang dan Amerika).

 


Sumber : Profil Investasi Nusa Tenggara Barat 2012

Gambar Rumput Laut Provinsi Nusa Tenggara Barat

 

5.         Perkebunan

Provinsi NTB berpotensi untuk pengembangan tanaman perkebunan dengan luas mencapai 665.314,00 Ha yang dimanfaatkan 207.872,10 Ha (25,63%) dan yang belum dimanfaatkan 457.441,9 Ha (74,36%). Pada tahun-tahun terakhir komoditi perkebunan yang diusahakan secara signifikan adalah tembakau virginia mencapai 24.564,67 ha dengan produksi 42.922,45 ton, jambu mente mencapai luas 66.160,45 ha dengan produksi 16.127,00 ton, kakao 5.386,72 ha dengan produksi 1.695,27 ton, jarak 5.955,58 ha dengan produksi 1.069,2 ton.

 

 Tabel Potensi Sektor Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat

Komoditi

Potensi (Ha)

Sudah Dimanfaatkan

Belum Dimanfaatkan

Lokasi

Kelapa

112.075,57

66.716,43

45.359,14

Pulau lombok dan sumbawa

Kopi

46.451,65

12.006,21

34.445,44

Pulau lombok dan sumbawa

Jambu Mete

155.378,48

66.160,45

89.218,03

Pulau lombok dan sumbawa

Tembakau

66.734,45

24,564,67

42.169,78

Pulau lombok

Jarak

11.536,39

5.965,58

5.570,81

Pulau lombok dan sumbawa

Kakao

18.182,22

5.386,72

12.795,5

Pulau lombok dan sumbawa

Vanili

9.632,90

880,76

8.752,14

Pulau lombok

Pinang

7.079,95

1.223,47

5.915,99

Pulau lombok dan sumbawa

Sumber : Provil Investasi Nusa Tenggara Barat 2012

 


Sumber : Profil Investasi Nusa Tenggara Barat 2012

Gambar  Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat

 

6.         Pertambangan dan Energi

Sektor pertambangan di Provinsi NTB sukup memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi pertumbuhan ekonomi, pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja NTB terlebih dengan berproduksinya PT Newmont Nusa Tenggara yang saat ini tengah mengekploitasi kandungan tembaga, emas dan perak yang ada di pulau Sumbawa. Namun selain kandungan tersebut diatas Nusa Tenggara Barat masih memiliki sumber daya alam berupa bahan galian golongan C antara lain seperti marmer, batu apung, tras, kalsit, dan kaolin, yang memiliki prospek yang cerah untuk investasi

Selain sektor pertambangan dan energi, NTB masih menyimpan potensi sumber daya alam yang cukup besar dengan adanya potensi panas bumi (geothermal) dengan kapasitas 200 MW dan Pusat Listrik Tenaga Air dengan kapasitas 20,4 MW

 


Sumber : http://old.indonesiafinancetoday.com/read/6084/contact diakses tanggal 1 juni 2013

Gambar Pertambangan emas Provinsi Nusa Tenggara Barat